Teori black swan adalah peristiwa yang tidak terduga dan sangat langka. Jika sampai terjadi, maka memiliki konsekuensi yang tinggi. Sayangnya, tidak ada yang bisa memprediksi terjadinya peristiwa tersebut, meskipun di masa sebelumnya peristiwa serupa pernah terjadi. Kali ini, Qubisa sebagai platform belajar online Indonesia, akan berbagi tentang pengertian teori black swan dan bagaimana dampaknya terhadap dunia bisnis. Alasan Mengapa Disebut Teori Black SwanPengertian teori black swan pertama kali ditulis oleh profesor yang meneliti ilmu-ilmu ketidakpastian, yaitu Nassim Nicholas Taleb. Dalam teori ini, Taleb mengemukakan bahwa black swan theory bersifat tidak dapat diramalkan, memiliki dampak yang besar, dan setelah terjadi seolah-olah mudah untuk dijelaskan. Artinya, data yang relevan sudah tersedia sebelum terjadinya peristiwa, namun tidak diperhitungkan sebagai risiko. Biasanya, peristiwa dari black swan ini menyebabkan penurunan drastis pada bidang ekonomi, serta membawa akibat negatif pada pasar dan investasi. Anda mungkin bertanya-tanya, mengapa teori ini disebut black swan atau teori Angsa hitam? Istilah Angsa hitam pertama kali dikenalkan oleh Juneval, seorang penyair dari Romawi. Pada awal abad ke-2, Juneval menulis tentang burung langka yang mirip dengan angsa dan berbulu hitam, pada karyanya yang berjudul Satire IV. Angsa hitam kemudian menjadi simbol ketidakmungkinan. Pada kenyataannya, masyarakat selama ini hanya tahu Angsa berbulu putih saja. Maka jika ada yang berbulu hitam, ini dianggap sebagai variabel dari ketidakmungkinan. Ungkapan ini sering disebut di London, Inggris pada abad ke-16. Ketidakmungkinan ini kemudian terjawab pada tahun 1697, setelah seorang penjelajah dari Belanda bernama Willem de Vlamingh menemukan Angsa hitam di wilayah Australia Barat. Dia menjadi orang pertama yang melihat Angsa berbulu hitam. Hal tersebut memunculkan kesimpulan, suatu kemustahilan nantinya bisa disangkal dan dibuktikan kebenarannya. Berangkat dari metafora ini, Taleb kemudian meringkasnya dalam buku berjudul The Black Swan yang diluncurkan tahun 2007. Buku ini, membahas tentang peristiwa yang langka dan terjadi di pasar uang. Buku ini bertujuan untuk membangun ketahanan masyarakat terhadap sebuah peristiwa besar yang memberi dampak negatif. Taleb mengatakan bahwa bank dan perusahaan perdagangan sangat rentan mengalami peristiwa black swan yang mungkin saja menyebabkan kerugian besar, serta tidak bisa diprediksi sebelumnya. Taleb juga menegaskan, suatu peristiwa dikatakan black swan berdasarkan sudut pandang pengamatnya, bukan pelaku yang terkena dampaknya. Untuk dapat memahami teori black swan, Anda memang perlu mengenal lebih dekat mengenai black swan. Contoh Peristiwa Black SwanSalah satu contoh peristiwa black swan theory adalah kejadian dahsyat yang menimpa Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001 silam. Dunia digegerkan dengan runtuhnya menara kembar World Trade Center (WTC). Peristiwa yang memakan korban hampir 3.000 jiwa, terjadi akibat menara ditabrakkan dengan sengaja menggunakan pesawat oleh kelompok ekstrimis Al-Qaeda. Sebelumnya, menara yang dibangun tahun 1970 ini diklaim tidak akan runtuh walaupun ditabrak oleh pesawat Boeing 707. Hal ini ditegaskan oleh Leader John, Insinyur struktural WTC. Ketika itu, dia mengemukakan bahwa jika WTC ditabrak pesawat, kemungkinan kerusakan yang terjadi, hanya kebakaran hebat yang disebabkan bahan bakar pesawat yang tumpah membanjiri gedung. Namun demikian, struktur bangunannya akan tetap utuh. Akibat dari peristiwa ini, ribuan nyawa meninggal dunia, dan ribuan lainnya mengalami luka-luka. Di saat yang sama, perekonomian menjadi kacau, baik pada level nasional maupun internasional. Bahkan, mampu mengubah pandangan dunia terhadap perdamaian antar agama dan ras. Dari peristiwa ini, Anda dapat menganalisis menggunakan 3 elemen teori black swan, yaitu:
Apakah Resesi Ekonomi Akibat COVID-19 Disebut Black Swan?Sebelum melanjutkan membaca, ada baiknya Anda menonton terlebih dulu video yang berjudul Dunia Kita: Dulu Vs Sekarang di Zaman Pandemi Ini. Ini agar Anda lebih mudah memahami bahasan selanjutnya. Kalau sudah, mari lanjutkan membaca. Periode penurunan ekonomi yang mengakibatkan perlambatan dalam kegiatan ekonomi merupakan definisi resesi ekonomi. Resesi ekonomi biasanya ditandai dengan penurunan produk domestik bruto atau PDB, atau penurunan laba perusahaan. Pekerjaan atau kegiatan yang menyebabkan kekacauan ekonomi dan terjadi setidaknya dua kuartal berturut-turut, juga bisa menjadi tanda resesi. Pada tahun 2020 lalu, tentunya banyak kejadian besar tidak terduga yang terjadi dan menggemparkan dunia. Penyebabnya, terjadi wabah virus COVID-19 yang berasal dari Wuhan, China. Raden Pardede, Ekonom sekaligus Komisaris Independen Bank Central Asia (BCA), mengemukakan bahwa pada tahun 2020 silam, dunia harus waspada dengan fenomena black swan yang dapat melumpuhkan perekonomian dunia, dan bisa saja berakhir dengan resesi. Jika peristiwa pandemi global ini dianalisis menggunakan tiga kriteria black swan, maka ini bisa dikategorikan sebagai peristiwa Angsa hitam. Pertama, pandemi global ini tidak diprediksi akan terjadi dan sama sekali tidak terduga. Dunia dikejutkan dengan kehadiran virus Corona jenis baru. Kedua, kejadian ini memberikan dampak yang sangat besar pada semua sektor, hampir di seluruh dunia. Dampak black swan bagi dunia bisnis juga terlihat terjadi pertumbuhan ekonomi dunia yang merosot hingga 0.4 persen. Ini akibat masyarakat tidak bisa lagi bekerja dengan bebas atau berkegiatan di luar rumah. Semua dilakukan secara online. Merosotnya perekonomian dunia bisa berakhir menjadi resesi ekonomi jika tidak segera ditangani. Terakhir, muncul pengamatan bahwa pandemi dan kemerosotan perekonomian dunia dapat diprediksi. Sehingga, muncul berbagai solusi untuk mempertahankan perekonomian agar negara-negara di dunia tidak mengalami resesi ekonomi. Jadi, teori black swan atau disebut juga teori Angsa hitam ini memang sebuah peristiwa yang tidak terduga, dapat memberikan konsekuensi yang besar, dan setelah terjadi kejadian ini sebenarnya bisa diprediksi. Namun, prediksi peristiwa Angsa hitam tidak bisa dilakukan oleh pelakunya, tapi berdasarkan dari perspektif pengamatnya. Tak bisa dipungkiri bahwa Microsoft (MSFT) merupakan salah satu perusahaan teknologi terbesar yang ada pada saat ini. Microsoft telah banyak membuat produk yang sukses. Selama bertahun-tahun, pola kerja standar telah jelas, komunikasi dilakukan dengan konten yang sebagian besar adalah berupa dokumen, lembar bentang, dan presentasi. Kira-kira apa software yang dipakai untuk membuat konten tersebut? Kami yakin sebagian besarnya pasti menggunakan produk Microsoft yaitu Office, Microsoft Word, Excel dan Power Point. Dan kira-kira apa sistem operasi yang dipakai sebagian besar orang untuk menjalankan komputer nya? Kami juga yakin sebagian besarnya adalah Windows. Microsoft telah menjadi share of mind dalam produk software. ![]() Hal ini terjadi karena produk MSFT telah melekat sejak dulu hingga sekarang. Coba ingat kembali pelajaran komputer/TIK sewaktu SD, materi dan prakteknya pasti menggunakan Windows sebagai sistem operasi komputer, sedangkan Office pasti dipakai sebagai lembar kerja standar untuk mengelola kata, angka maupun presentasi. Entah itu produk Windows atau Office yang asli atau bajakan, kita telah bergantung pada produk MSFT untuk melakukan pekerjaan dan produktivitas pribadi. Walaupun tersedia beberapa subtitusi berupa Libre atau G Suite milik Google, tampaknya sebagian besar dari kita sudah terlalu melekat dengan produk Office milik MSFT. Oleh karena itu, ketangguhan dan moat yang dimiliki MSFT dalam sistem operasi dan layanan Office membuat MSFT dapat memiliki ROE yang luar biasa dalam 10 tahun terakhir. ![]() Namun MSFT bukan hanya Windows dan Microsoft Office saja. Seiring perubahan tren IT dan transformasi digital pada berbagai hal yang menuju ke arah komputasi awan atau yang lebih sering disebut cloud, dimana akses online menjadi penggerak utamanya, MSFT juga mengalami perubahan dan transformasi. Windows dan Office yang dulunya menjadi ujung tombak pendapatan MSFT, kini harus “rela” tergeser karena pendapatan MSFT saat ini didominasi lewat produk layanan berbasis cloud. ![]() Perubahan pergeseran pendapatan MSFT ini menghasilkan banyak pertanyaan. Selama ini mereka dikenal karena Windows dan Office nya, ke mana arah perubahan MSFT? Apalagi MSFT melakukan beberapa kebijakan langka terhadap bisnisnya, terutama Windows. Salah satunya adalah pengguna Windows bisa mendapatkan upgrade pada Windows 10 dan 11 secara gratis. Bahkan di China, pengguna OS Windows bajakan bisa mendapatkan Windows 10 secara cuma-cuma. Ada apa dengan Microsoft? Bukannya selama ini pendapatan mereka lewat penjualan lisensi Windows dan Office?Hal ini terjadi karena MSFT telah melakukan kebijakan yang “agak lain” dari sebelumnya. Microsoft mulai bergeser dari proprietary culture menuju open source culture, kejadian ini menjadikannya Black Swan dalam bisnis MSFT. Teori Black Swan adalah peristiwa yang tidak terduga dan sangat langka. Teori Black Swan pertama kali ditulis oleh Nassim Nicholas Taleb yang mengemukakan bahwa Black Swan adalah peristiwa yang tidak dapat diramalkan, memiliki dampak yang besar, dan setelah terjadi seolah-olah mudah untuk dijelaskan. ![]() Mengapa disebut Black Swan? Black Swan yang berarti angsa hitam merupakan sebuah frasa yang diucapkan pada masa romawi abad ke 2. Ungkapan tersebut mengarah sebagai ungkapan dan simbol “ketidakmungkinan”. Awalnya orang meyakini bahwa angsa hanya mempunyai bulu yang berwarna putih. Maka jika ada yang berbulu hitam, ini dianggap sebagai variabel dari ketidakmungkinan. Ketidakmungkinan ini kemudian terjawab pada tahun 1697 setelah seorang penjelajah belanda Bernama Willem de Vlamingh menemukan angsa hitam di wilayah Australia Barat. Hal tersebut memunculkan kesimpulan, suatu kemustahilan punya potensi disangkal dan dibuktikan kebenarannya. Sejak lahir di dunia, seluruh produk MSFT pada dasarnya berbayar. Siapa yang menyangka dan dapat meramalkan bahwa Microsoft yang sangat menutup rapat-rapat rahasia bisnisnya untuk monetisasi dalam bentuk lisensi, kini lebih terbuka dan “gratis”? Tak cuma itu, MSFT bahkan bersedia melepaskan berbagai paten yang merupakan sumber pendapatan mereka sebelumnya. Biasanya, peristiwa Black Swan menyebabkan penurunan drastis pada suatu bidang ekonomi dan berdampak negatif. Perubahan menjadi open source jelas berdampak signifikan pada bisnis MSFT, apalagi keputusan ini menyebabkan penurunan pendapatkan pada segmen lisensi. Namun apakah Black Swan pada MSFT memang benar-benar membawa dampak buruk bagi MSFT? sumber : https://www.qubisa.com/article/teori-black-swan#showContent https://investabook.com/black-swan-dalam-bisnis-msft/ |