Kepala Pusat Riset Mekatronika
Cerdas Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRMC BRIN) Yanuandri Putrasari percaya
bahwa pengembangan Internet of Things (IoT)
bisa berperan dalam penguatan perikanan dan pertanian. Hal tersebut disampaikan
Yanuandri dalam sharing session dan diskusi bersama
tim ICT Virtual Organization of ASEAN Institutes and NICT (ASEAN IVO), di
Kawasan Sains dan Teknologi Samaun Samadikun. “Ada riset IoT untuk
deteksi perkembangan udang misalnya,” katanya. Peneliti PRMC BRIN Hanif
Fakhrurroja tergabung sebagai salah satu anggota periset dalam penelitian
berjudul ‘AI-Based Real time analysis and control of the monitoring on the
growth of Freshwater prawn using video image processing from underwater drone.’ Dia menjelaskan dalam
proyek interdisipliner ini, tim menggunakan sistem pengenalan berbasis artificial
intelligence (AI) untuk memantau pertumbuhan dan budi daya
udang galah. Tim memanfaatkan gambar video dan data sensor yang diambil dari
kolam budi daya produksi dengan kualitas air yang berbeda. “Sensor akan ditempatkan
di kolam untuk menangkap lingkungan pembibitan,” ucapnya. Menurutnya, data
tersebut nanti akan menjadi basis data akuakultur yang bisa dimanfaatkan
bersama oleh negara-negara ASEAN. Pertemuan ini memperkuat
dukungan BRIN terhadap proyek kolaborasi riset dengan ASEAN IVO. ASEAN IVO
merupakan aliansi global lembaga riset dan pengembangan serta teknologi
informasi dan universitas di kawasan ASEAN dan Jepang. “Semacam penguatan
kolaborasi kalau ada potensi-potensi lain yang bisa dikolaborasikan,” tambah
Yanu. Pihaknya juga meyakini dengan kapasitas dan kapabilitas riset yang ada di
BRIN, khususnya di Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI),
tema-tema penelitian lain bisa muncul terlibat. Yanu mencontohkan, riset nanobubble yang
mampu mengurai endapan pengotor di kolam, sehingga kandungan oksigen bertambah
dan bermuara pada pertumbuhan udang galah yang lebih cepat. “Ada potensi
pengembangan alat kesehatan, IoT untuk pemantauan kendaraan, dan lainnya,”
katanya. Dia juga turut memaparkan
program-program kolaborasi yang dapat dimanfaatkan, seperti pertukaran peneliti
dan studi dengan sistem degree by research.
Diharapkan dengan adanya persetujuan kerja sama dengan PRMC BRIN, peneliti dari
pusat riset lainnya bisa turut serta dalam penelitian-penelitian yang memang
bertalian. Senada dengan pernyataan
Yanu, pimpinan proyek Lim Tiong Hoo menilai sharing session ini
amat membantu untuk mendukung proyek ini. Kendati ini adalah kali pertama Lim
mengunjungi BRIN, dia langsung tertarik dengan pelbagai potensi riset yang ada
di BRIN. Salah satunya ialah
teknologi nanobubble yang amat mungkin
diimplementasikan di banyak wilayah di Brunei. “Ada juga apartemen udang galah
yang bisa kita coba nanti,” ujar Lim, seperti dikutip dari Serikat News, Kamis. Diharapkan dalam waktu
dekat bisa mengundang kedua belah pihak untuk saling mengunjungi dan
menyelenggarakan presentasi atau lokakarya. Tidak menutup kemungkinan untuk
merekrut peneliti tambahan yang bisa membantu proyek-proyek riset lain yang
tengah berjalan. Satu fokus yang pasti
adalah menyelesaikan riset mereka yang akan selesai tahun depan. “Ada banyak
pekerjaan menarik yang bisa dilakukan,” kata dosen Universiti Teknologi Brunei
ini. Dalam kesempatan ini,
Peneliti PRMC BRIN, Hanif Fakhrurroja dan Anto Tri Sugiarto juga menjelaskan
secara singkat penelitian mereka di bidang budi daya akuakultur, yaitu produk
riset penjaga kestabilan suhu air dalam kolam dan teknologi nanobubble.
Sementara Peneliti Pusat Riset Perikanan BRIN menjelaskan terkait apartemen
udah galah. Sumber :
https://www.cloudcomputing.id/berita/brin-kembangkan-iot-deteksi-pertumbuhan-udang |