Pemanfaatan
teknologi kecerdasan buatan atau artificial
intelligence (AI) saat ini telah ada di berbagai bidang untuk dapat
mendukung kebutuhan masyarakat. Salah satu bidang yang kini juga memperoleh
manfaat besar dari implementasi AI adalah kebencanaan. Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset
Kebencanaan Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (PRKG-BRIN) Dr. Andi Eka
Sakya menuturkan, bahwa saat ini terdapat peningkatan dalam tren bencana di
Indonesia. Teknologi AI pun kemudian sudah mulai diimplementasikan sejak tiga
tahun terakhir untuk dapat mengoleksi data yang dibutuhkan guna mengurangi
risiko kerugian akibat bencana. “AI tampaknya lebih banyak
berhubungan dengan pilar kedua dan ketiga dalam tiga pilar strategis sistem
peringatan dini tsunami, yaitu berhubungan dengan bagaimana menangkap sinyal
kemudian memprosesnya untuk kemudian diinformasikan kepada masyarakat,” kata
Andi dalam paparannya di KORIKA Focus Group Action: AI Ecosystem and Use Cases
yang digelar secara daring. Andi melanjutkan, hal ini kemudian
juga berhubungan dengan peran dari masyarakat sendiri berupa
persiapan-persiapan dan persepsi untuk dapat menghadapi ancaman bencana yang
telah diinformasikan melalui sistem peringatan dini berbasis AI. Sementara terkait dengan pemanfaatan
dari AI sendiri, Andi menyebutkan bahwa sudah ada tren use case AI untuk kebencanaan yang dimulai dari
lapisan persepsi mitigasi bencana, lapisan komunikasi, hingga ke aplikasi. “Banyak kemudian kita yang masih
berbicara mengenai application layer, belum bicara bagaimana misalnya, katakanlah wireless
censor networks itu
kita benahi, internet of things (IoT) kita jaga dan sebagainya.
Namun setidaknya ini sudah ada trennya,” ungkap Andi. Andi pun menuturkan bahwa
pengembangan AI untuk dapat mendukung penanganan kebencanaan di Indonesia
memiliki beberapa tantangan utama yang harus dihadapi, kerapatan spasial hingga
keakuratan perolehan data untuk dapat memberikan informasi bagi masyarakat
secara akurat. Pada kesempatan yang sama, Direktur
Pemetaan dan Evaluasi Risiko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BMPB)
Dr.Ir. Udrekh pun memaparkan contoh pemanfaatan teknologi sistem informasi
geografis (SIG) berbasis AI untuk menanggulangi bencana banjir sebagai salah
satu fenomena kebencanaan yang banyak terjadi di Indonesia. Udrekh menerangkan, bahwa penanganan
banjir secara baik berhubungan dengan konsep smart city untuk
mendukung prakiraan dan observasi fenomena banjir. Hal ini kemudian terkait
pula dengan implementasi teknologi AI, IoT, hingga big data. “Salah satu contoh yang sangat
menarik ini adalah saat bencana banjir di wilayah Jabodetabek. Tentunya data dari
BMKG memiliki peran yang sangat besar, seperti data curah hujan untuk
observasi. Ada juga di Kota Tangerang, di mana ada pengukur otomatis tinggi air
dan CCTV untuk mendukung observasi potensi banjir,” jelas Udrekh. Sementara Ketua Umum Ikatan Ahli Kebencanaan
Indonesia (IABI) Harkunti P. Rahayu menuturkan, bahwa pemanfaatan teknologi
seperti AI dan IoT untuk mendukung manajemen kebencanaan di Indonesia juga
memerlukan peran dari masyarakat dan entitas lain dalam pengelolaan
penanggulangan bencana seperti pemerintah hingga penyedia teknologi. Harkunti mengungkapkan bahwa hal-hal
yang berkaitan dengan kebencanaan memerlukan persiapan yang matang dan
melibatkan semua pihak. Misalnya saja, melalui sosialisasi untuk rute evakuasi
hingga distribusi bantuan saat bencana. “Saya melihat peran pandemi untuk
mempercepat masyarakat masuk ke dalam masyarakat 4.0, tentu saja ini
berhubungan dengan smartphone.
Keberadaan smartphone kemudian
perlu kita berdayakan, masyarakat sudah biasa dengan informasi, misalnya pemanfaatan
IMEI smartphone pascabencana bisa kita manfaatkan untuk
proses penyelamatan,” tutur Harkunti. Teknologi AI kemudian memegang peran
besar untuk dapat meminimalisir kerugian yang diakibatkan oleh fenomena bencana
melalui sistem peringatan dini hingga penyelamatan. Hal ini pun tentunya
didukung pula dengan peran dari masyarakat, pemerintah, hingga penyedia
teknologi tersebut.
Sumber
:
https://www.cloudcomputing.id/berita/ai-dukung-penanganan-bencana-di-indonesia |