Beberapa Kondisi belakangan ini, sering terjadi adanya peristiwa
kebocoran data, situs data yang di hack akibatnya keamanan cloud environment
yang masih kurang diperhatikan. Tentu hal ini menjadi salah satu perhatian
bagi Senior Security Engineer CBN Cloud Richy Hendra dalam pengamanan data
di cloud environment. Pada Workshop CyberHub Fest 2022 'Securing Your Data in Cloud
Environment' Richy akan membahas mengenai tanggung jawab bagi pemilik cloud,
baik itu private cloud, public cloud, dan cloud
storage, menerapkan keamanan dari sisi aplikasi maupun cloud, serta
memberikan informasi mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
pengamanan data yang ada di cloud. "Beberapa tahun belakangan ini, dengan meningkatkan pandemi
COVID-19 serta diterapkan sistem kerja dari rumah membuat penggunaan cloud
sangat meningkat sekali. Salah satu peningkatannya adalah aplikasi yang awalnya
berada di on-premise dikonfigurasikan ke layanan cloud sehingga setiap pekerja
dapat melakukan pekerjaannya dari mana saja secara remote," ujar Richy. Richy menambahkan, namun, di sisi lain perlu diperhatikan pula cloud
security atau keamanan cloud karena banyak cloud base yang
membagikan konten atau file yang berisi sensitif data. Dengan adanya
peningkatan penggunaan cloud tentunya akan mengalami peningkatan pada jumlah
penyerangan atau tingkat ancaman siber akan meningkat terutama bagi pekerja
yang melakukan pekerjaan secara WFH. "Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Fiexerra menunjukkan
tantangan utama dalam penggunaan cloud saat ini adalah security, karena cara
pengguna cloud dalam mengatur data customer atau data klien
mereka agar tetap aman," ungkap Richy. Richy menuturkan, dalam menerapkan keamanan pada cloud diperlukan cloud
shared responsibility model yang terdiri dari On premises (private
cloud), Infrastructure as a Service, Platform as a Service, Software as a
Service. Richy menjelaskan, ancaman terbesar pada cloud environment menurut
hasil data survei dari Security Insiders adalah sebanyak 68 persen adanya
miskonfigurasi pada platform cloud sehingga menyebabkan terjadinya kebocoran
data, 58 persen adanya data akses yang tidak aman sehingga dapat dimanipulasi,
dan 52 persen adanya permasalahan di dalam API, 50 persen pembajakan pada
akun, service, dan traffic. Selain itu, terdapat 43 persen adanya berbagi data eksternal sehingga
menimbulkan data tersebut dapat dibuka oleh banyak orang, 36 persen
adanya malicious insiders, 33 persen adanya hacker yang di
sponsor negara lain untuk menyerang infrastruktur cloud, dan yang terakhir 28
persen adanya serangan dalam melakukan penolakan layanan di dalam cloud. Richy juga menyampaikan bahwa dampak dari ancaman atau serangan tersebut
adalah cloud storage diinfeksi oleh ransomware, data pada
cloud diambil dan dijual pada situs dark web atau penjual data, data tersebut
didistribusikan DDOS. "Jika sudah mengetahui ancaman-ancaman yang terjadi pada cloud
environment maka dibutuhkan langkah-langkah dalam mengamankan aplikasi
serta cloud environment seperti menerapakan sisi keamanan pada
software dengan mengimplementasikan secure coding dan meninjau
kode Static Application Security Testing (SAST), menguji
aplikasi web dengan Dynamic Application Security Testing (DAST),
melakukan pengecekan kembali pada layanan cloud serta melakukan sistem audit
secara berkala," jelas Richy.
Sumber
:
https://www.cloudcomputing.id/berita/cbn-cloud-tantangan-utama-penggunaan-cloud-keamanan |