Perkembangan
industri Internet of Things (IoT) di seluruh dunia, termasuk Indonesia hingga
saat ini semakin berkembang pesat. Bagi yang belum tahu, IoT sendiri merupakan
program dimana sebuah objek memiliki kemampuan untuk mentransmisikan atau
mengirimkan data melalui jaringan tanpa menggunakan bantuan perangkat komputer
dan manusia. IoT terdiri dari hardware dan software. Perangkat IoT kini semakin beragam jenisnya yang menyasar segmen
B2B (Business to Business) dan B2C (Business to Customer). Sejauh ini produk
IoT B2C yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia, termasuk
Indonesia. Karena produk IoT paling sering digunakan untuk aktivitas rutin
sehari-hari seperti bekerja, sekolah dan lainnya. Device IoT yang paling sering digunakan masyarakat yaitu
wearable device, aksesoris peripheral, produk smarthome dan lainnya. Bisnis IoT
di seluruh dunia, termasuk Indonesia juga semakin berkembang pesat. Canalys menyebutkan bahwa selama tahun 2020, perangkat IoT B2C
seperti smart personal audio dan wearable band devices terus mengalami
peningkatan. Smart personal audio tumbuh 20% di tahun 2020 mencapai 432 juta
unit. Sementara wearable band tumbuh 10% mencapai 185 juta unit. Pada kuartal empat 2020, Canalys mencatat perangkat smart
personal audio dan wearable seperti TWS dan smartwatch menjadi perangkat utama
yang paling banyak digunakan masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia
sebagai pendamping smartphone. Hal ini dikarenakan selama wabah pandemi,
pengguna produk smart personal audio dan wearable menggunakan perangkat
tersebut untuk berolahraga dan beraktivitas lainnya. Selain itu, permintaan
konsumen yang melambung tinggi, membuat pengiriman dan market share vendor TWS
dan smartwatch semakin meningkat. Mengacu
pada data Canalys, selama setahun di tahun 2020, Xiaomi berhasil memimpin pasar
wearable device dengan total pengiriman perangkat 37,7 juta unit dengan market
share 20,3%. Selanjutnya untuk smart personal audio dipuncaki oleh Apple dengan
total pengiriman perangkat smart personal audio seperti TWS 108,9 juta unit dan
market share 25,2% selama tahun 2020. Selama tahun 2020, Canalys mengungkapkan industri smart personal
audio dan wearable di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia terus mengalami
peningkatan. Di tahun 2021 ini pun, diprediksikan kawasan Asia Pasifik,
khususnya Asia Tenggara masih memimpin pasar IoT untuk smart personal audio dan
wearable. Canalys memperkirakan pengiriman wearable band dan TWS, masing-masing
akan melebihi 200 juta unit dan 350 juta unit selama tahun 2021 ini. Terkait perkembangan industri IoT di Indonesia, Redaksi Selular
ID meminta tanggapan Teguh Prasetya selaku Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia.
Menurut Teguh, perkembangan IoT di Indonesia selama tahun 2021 ini cukup bagus. “Walaupun dikala Pandemi akan tetapi gerakan transformasi
digital di semua lini industri berjalan serempak ke arah yang positif growth.
Untuk segmen consumer, tentunya smarthome masih menjadi primadona yang menurut
data 2020-2021, Compound Annual Growth Rate (CAGR) atau tingkat pertumbuhan
rata-rata per tahun nya bisa mencapai 50%. Kemudian disusul oleh smart
healthcare baik yang sifatnya digunakan untuk preventif, pengobatan hingga
tracking. Selanjutnya di urutan ke tiga adalah sektor finansial yang
berhubungan dengan model pembayaran secara digital,” ujar Teguh kepada Selular
ID. Perkembangan
wearable device di Indonesia dirasakan Teguh, sangat bagus potensinya terkait
dengan personal dan home entertainment, personal health tracking dan juga
kemudahan transaksi hingga akses control. “Penjualan produk IoT di sektor consumer sangat berkembang
dengan pesat di tahun 2021 ini. Produk IoT consumer tersebut diantaranya lampu,
smartplug, sensor gerak, sensor remote dan CCTV. Ini ditandai dengan tingginya
penjualan perangkat smartphone yang semakin massif digunakan oleh pengakses
internet di Indonesia dengan penetrasi lebih dari 80%,” papar Teguh. Teguh memprediksikan bahwa hingga tahun 2025 mendatang di
seluruh dunia, termasuk Indonesia, jumlah perangkat IoT akan mencapai 678 juta
dengan berbagai ragam jenis dan kapasitasnya.
“Kami memprediksikan nilai bisnis produk IoT di seluruh dunia,
termasuk Indonesia akan terus meningkat hingga mencapai USD 40 miliar atau
setara Rp 576 triliun,” tutup Teguh. |