Serangan
siber telah menjadi ancaman yang semakin meresahkan di era digital ini. Belum
lama ini, perusahaan keamanan siber global Kaspersky melaporkan jumlah
serangan Bruteforce yang mencengangkan di Asia Tenggara (SEA). Dalam
satu tahun terakhir, lebih dari 61 juta serangan Bruteforce berhasil diblokir
oleh produk keamanan Kaspersky B2B. Ini menandakan betapa seriusnya tantangan
keamanan siber yang dihadapi oleh bisnis di wilayah tersebut. Metode
serangan Bruteforce sendiri merupakan upaya untuk menebak kata sandi atau kunci
enkripsi dengan cara mencoba semua kombinasi karakter secara sistematis hingga
menemukan yang benar. Dalam konteks ini, serangan Bruteforce.Generic.RDP.*
ditujukan pada Remote Desktop Protocol (RDP) yang merupakan
protokol milik Microsoft untuk menghubungkan komputer melalui jaringan. Kaspersky
melaporkan bahwa serangan Bruteforce.Generic.RDP.* telah mencatat jumlah
tertinggi di negara-negara seperti Vietnam, Indonesia, dan Thailand. Hal ini
menunjukkan bahwa serangan ini tidak memandang batasan geografis, melainkan
menyerang dimanapun ada celah keamanan yang bisa dimanfaatkan. Adrian
Hia, Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky, menggarisbawahi bahwa
serangan Bruteforce bukanlah ancaman yang bisa diabaikan oleh perusahaan. Berbagai
faktor seperti penggunaan layanan pihak ketiga, karyawan yang bekerja dari
rumah dengan perangkat pribadi, jaringan Wi-Fi yang rentan, dan penggunaan alat
akses jarak jauh seperti RDP tetap menjadi fokus masalah bagi tim keamanan
informasi perusahaan. Serangan
bruteforce bukanlah ancaman yang dapat diabaikan oleh perusahaan. Penggunaan
layanan pihak ketiga untuk pertukaran data, karyawan yang bekerja menggunakan
komputer di rumah, dan jaringan Wi-Fi yang berpotensi tidak aman, serta
penggunaan alat akses jarak jauh seperti RDP masih menjadi masalah bagi tim
infosec perusahaan,” kata Adrian Hia. Kami
tidak dapat mengabaikan kemungkinan bahwa modul dan algoritma kecerdasan buatan
dapat digunakan untuk memecahkan login perusahaan dan pasangan kata sandi dengan
lebih cepat," unjarnya, menggarisbawahi tingkat kompleksitas serangan
siber saat ini. Cara
menghindari serangan Bruteforce Serangan
Bruteforce pada RDP membuka celah besar bagi penyerang untuk mendapatkan akses
ke komputer perusahaan dari jarak jauh. Dampaknya bisa sangat merugikan, baik
secara finansial maupun reputasi. Oleh karena itu, ada beberapa langkah yang
bisa diambil untuk meminimalkan risiko serangan ini
Langkah-langkah
ini harus diimplementasikan secara konsisten dan diikuti dengan pemantauan
serta pembaruan sistem keamanan secara berkala. Selain itu, perusahaan juga
perlu mempertimbangkan solusi perangkat lunak terintegrasi seperti Kaspersky
Unified Monitoring and Analysis Platform (KUMA) untuk mengelola dan
memantau peristiwa keamanan dengan lebih efektif. Dalam
menghadapi ancaman serangan siber, perusahaan tidak boleh mengabaikan
pentingnya melindungi akses jarak jauh mereka. Serangan Bruteforce, terutama
yang ditargetkan pada RDP, dapat mengakibatkan dampak yang serius bagi bisnis
termasuk kerugian finansial dan reputasi yang tercoreng. Dengan
menerapkan langkah-langkah keamanan yang disarankan, seperti menggunakan kata
sandi yang kuat, mengamankan akses RDP melalui VPN, dan menggunakan solusi
keamanan terpercaya, perusahaan dapat meningkatkan pertahanan mereka terhadap
serangan siber yang semakin canggih dan kompleks. Itulah upaya yang perlu
dilakukan untuk menjaga keberlangsungan bisnis dan melindungi data serta
informasi yang berharga dari ancaman yang ada di dunia digital saat ini. Sumber
:
https://www.cloudcomputing.id/berita/serangan-siber-bruteforce |