President
Director and Technology Leader IBM Indonesia Cin Cin Go mengatakan perusahaan
perlu memahami isu keamanan siber (cybersecurity) sebagai hal yang paling
mendasar sebelum memutuskan untuk melakukan transformasi digital.
"Semua orang maunya ke transformasi digital, tapi hal yang paling mendasar
sebelum suatu organisasi memutuskan ingin masuk ke dalam dunia digital
transformasi, security ini menjadi kendala yang cukup besar, user hingga
organisasi, baik dari sisi IT maupun dari security officer dalam suatu
organisasi, mereka harus mengerti dulu," kata Cin Cin Go dalam media
briefing secara virtual, Rabu.
Melansir dari Tribunnews.com, setidaknya terdapat tiga poin penting yang ia
garis bawahi bagi perusahaan untuk memastikan keadaan infrastruktur digital
yang mereka miliki.
Pertama, perusahaan perlu menyadari bahwa transformasi digital memungkinkan
pengguna bisa mengakses platform dari mana pun melalui lebih dari satu
perangkat. Situasi tersebut memungkinkan peningkatan traffic yang signifikan
yang dapat memunculkan risiko keamanan siber.
"Apalagi adanya pandemi kita semakin nyaman melakukan transaksi dari
rumah, bekerja dari rumah, mengakses aplikasi dari rumah dengan nyaman dan itu
menyebabkan traffic yang cukup tinggi," ujar Cin Cin.
Kedua, perusahaan perlu memastikan dan memantau lapis demi lapis keamanan
sebelum karyawan mengakses database yang berisi informasi rentan seperti data
finansial. Hal tersebut, lanjut Cin Cin, sebagai upaya untuk mencegah serangan
siber pada saat traffic masuk.
"Security officer harus bisa mendefinisikan apakah device karyawannya
sudah aman, apakah sudah diverifikasi oleh IT tersebut, itu hal-hal yang perlu
dipertimbangkan sebelum masuk ke dalam agenda transformasi digital,"
tambah Cin Cin.
Ketiga, terkait dengan infrastruktur. Cin Cin mengatakan bahwa IBM selalu
menekankan kepada klien bahwa strategi zero-trust menjadi sangat penting dalam
melakukan suatu desain infrastruktur, mulai dari server, network, hingga
storage.
"Tiga hal ini menjadi poin yang paling basic pada saat klien memutuskan
untuk masuk ke transformasi digital," tutur Cin Cin.
Dalam kesempatan yang sama, Cin Cin menyebutkan laporan IBM Security X-Force
Threat Intelligence Index terbaru yang menemukan bahwa Asia menjadi wilayah
yang mengalami serangan siber terbanyak daripada wilayah lain dalam satu tahun
terakhir. Di Asia, layanan keuangan dan manufaktur mengalami hampir 60 persen
serangan siber.
Sumber :
https://www.cloudcomputing.id/berita/ibm-indonesia-perlu-pahami-isu-keamanan-siber
|