Jika selama ini Wi-Fi yang kita gunakan melalui gelombang radio, kini ada sebuah perusahaan produsen lampu yang mengembangkan teknologi pengantar internet melalui gelombang cahaya, teknologi ini disebut Li-Fi Li-Fi singkatan dari Light Fidelity. Istilah Li-Fi diciptakan oleh Profesor Harald Haas dari Universitas Edinburgh Skotlandia. Li-Fi adalah teknologi untuk mengirimkan koneksi internet melalui gelombang cahaya sebagai pengganti gelombang radio yang digunakan oleh Wi-Fi.Salah satu keunggulan Li-fi adalah koneksi internet yang lebih cepat. Saat ini sebuah perusahaan internet asal eropa mengklaim koneksi Li-fi mereka sanggup mencapai 224 giga byte per-detik, 100 kali lebih cepat dari kecepatan rata-rata Wi-Fi saat ini. Menurut Rami Hajjar ( Country Leader Signify Indonesia) teknologi ini sangat aman dan tidak mudah diretas seperti Wi-Fi yang bisa diretas oleh tetangga atau hacker profesional. Untuk meretas Li-fi pelakunya harus berada di dekat anda, karena dia harus berada didekat sumber cahaya yang sama untuk mendapatkan koneksi internet yang sama dengan anda. Untuk mendapatkan koneksi internet diperlukan sebuah dongle yang memiliki sensor sebagai receiver. Alat ini berfungsi menangkap koneksi internet yang dipancarkan melalui lampu LED khusus. Lampu LED ini memiliki driver yang berbeda dengan lampu LED biasa, serta di koneksikan juga dengan sebuah router internet. Selama dongle terkena sinar, maka koneksi internet tidak akan terputus, meskipun posisi dongle tidak persis dibawah lampu atau intensitas lampu di kurangi. Saat ini karna masih menggunakan dongle, Li-Fi hanya bisa digunakan untuk laptop, namun tidak menutup kemungkinan dimasa mendatang Li-Fi bisa diaplikasikan pada smartphone. sumber : https://scientia.id/2020/09/01/koneksi-internet-melalui-cahaya/ |