Cyber
attack alias
serangan siber pada tahun 2021 menurut sejumlah pihak mengalami peningkatan
dibandingkan sebelumnya. Di Indonesia misalnya, BSSN (Badan Siber dan Sandi
Negara) mencatat sekitar 1,6 miliar cyber attack sepanjang
tahun 2021; naik signifikan dari 495 juta cyber attack pada
tahun 2020. Hari ini ITSEC Asia di
Jakarta menekankan pula pentingnya pembangunan infrastruktur cyber security alias
keamanan siber yang kuat plus kesadaran akan cyber security,
keduanya sehubungan IoT (internet
of things). Pasalnya, penggunaan IoT yang makin berkembang membuat
perangkat IoT makin menarik dijadikan sasaran cyber attack. Lagi
pula cyber attack terhadap perangkat IoT pun sudah pernah
menghebohkan dunia. Beberapa tahun lalu contohnya DDoS (distributed
denial-of-service) attack memanfaatkan perangkat-perangkat IoT yang
terinfeksi sempat mengganggu penyedia layanan DNS (domain name service)
Dyn yang mengakibatkan sejumlah situs populer tidak bisa diakses. ITSEC Asia
pun menambahkan pasar IoT di tanah air memiliki potensi yang sangat besar.
ITSEC Asia menyebutkan bahwa menurut data yang ASIOTI (Asosiasi IoT Indonesia),
prediksi potensi pasar IoT di Indonesia pada tahun 2022 ini mencapai US$26
miliar atau sekitar Rp372 triliun. “Dengan
besarnya potensi pasar IoT nasional tentu juga akan memicu aktivitas-aktivitas
ancaman siber yang semakin meningkat dan menyasar sektor tersebut. Pentingnya
pembangunan infrastruktur keamanan siber yang kuat harus menjadi bagian utama
perencanaan para pelaku industri, pemerintah, maupun masyarakat dalam mendorong
transformasi digital yang aman dan termanfaatkan dengan baik,” ujar Andri
Hutama Putra “Sistem
keamanan built-in pada perangkat IoT sendiri pada umumnya
minim atau sederhana, selain itu konektivitas pada perangkat yang terekspos
internet dan jaringan yang tidak aman juga memungkinkan terjadinya serangan
melalui login oleh pihak yang tidak seharusnya. Di samping
itu, perangkat fisik IoT yang secara prinsip dikendalikan jarak jauh, dapat
juga menjadi celah serangan dengan memodifikasi fitur hardware tersebut
seperti fitur sensor pada perangkat,” tambah Andri Hutama Putra. Dalam
penerapan IoT di industri, ITSEC Asia menegaskan pentingnya membangun
infrastruktur cyber security yang mumpuni, baik dari sisi
orang, proses, maupun teknologi. Misalnya perlu dipastikan bahwa layanan
jaringan memiliki sistem keamanan yang tinggi dan mampu mencegah kontrol
sepihak dari luar. Hal tersebut bisa didukung dengan sistem autentikasi dan
proteksi yang kuat, mekanisme pembaruan perangkat yang terpercaya,
komponen-komponen peranti lunak yang ter-update, serta enkrispi yang
sulit ditembus. Tak ketinggalan pula penguatan keahlian tenaga TI akan cyber
security dan juga pengawasan akan kesadaran cyber security pada
karyawan. Sementara,
pada tingkat end user atau masyarakat, ITSEC Asia menekankan
pentingnya menjaga kerahasiaan data pribadi untuk mencegah cyber attack.
ITSEC Asia juga menggarisbawahi pentingnya untuk mengganti secara berkala password dan
menjaga kerahasiaannya, termasuk jangan menggunakan password default perangkat
yang sering kali bisa diketahui dengan mudah.
Sumber
:
https://infokomputer.grid.id/read/123247975/itsec-asia-perkembangan-iot-harus-dibarengi-dengan-cyber-security |