Jika Anda selama ini menggunakan laptop Windows, mungkin tidak
akan terpikirkan tentang apa itu Chromebook dan apa yang membedakannya dengan
laptop yang kita gunakan selama ini. Namun, Pemerintah Indonesia di tahun 2021
mencanangkan program pengadaan laptop untuk pendidikan. Namun, laptop tersebut dikabarkan tidak akan menggunakan sistem
operasi Windows, melainkan Chromebook. Hal inilah yang sontak menumbuhkan minat
masyarakat untuk mengetahui lebih dalam lagi mengenai seluk beluk Chromebook. Chromebook sendiri pertama kali diluncurkan di tahun 2011, dan
mulai menuai popularitas di berbagai penjuru dunia walaupun tetap belum bisa
mengalahkan pamor Windows. Pada kesempatan kali ini, akan dijelaskan beberapa
poin perbedaan antara Chromebook dengan laptop Windows yang bisa disimak
berikut ini.
1. Antarmuka Baik Windows maupun ChromeOS (sistem operasi yang digunakan Chromebook) sama-sama menghadirkan sisi antarmuka yang ramah pengguna. Keduanya memiliki tampilan yang mencakup desktop yang tampilkan shortcut pada beragam aplikasi. Pada Windows, di bagian pojok kanan bawah terdapat informasi waktu, notifikasi, dan system tray. Windows juga mengizinkan pengguna untuk mengklik tombol Start
yang akan tampilkan jendela untuk pencarian Cortana, mengetahui daftar aplikasi
dan file yang bisa diakses, dan mengakses menu Power, Setting, ataupun
mengakses gambar dan dokumen. Sedangkan pada Chromebook, antarmuka sistem operasinya lebih
mirip seperti Android pada ponsel atau tablet. Saat melakukan klik atau tap
pada tombol di pojok kiri bawah, yang muncul adalah daftar aplikasi-aplikasi
yang ditampilkan secara grid. Mirip-mirip saat kita membuka App Drawer
pada ponsel Android.
2. Dukungan Aplikasi Jika Anda sering berkutat dengan beragam sistem operasi, pasti sudah tahu kalau sistem operasi yang berbeda memiliki dukungan aplikasi yang berbeda pula. Contohnya saja seperti Windows yang bisa menginstal file instalasi berformat .exe. Pada MacOS ataupun Linux, file .exe tidak akan dikenali. Begitu pun dengan Chromebook yang gunakan ChromeOS. Anda tidak
bisa menginstal aplikasi yang tersedia untuk Windows. Akan tetapi,
aplikasi-aplikasi terkenal yang ada di Windows biasanya sudah dibuatkan versi
Android-nya. Contoh saja seperti Microsoft Office, aplikasi-aplikasi VPN,
pembaca PDF, atau yang lainnya. Namun perlu diketahui, tidak semua aplikasi versi Android punya
fungsi sama persis dengan versi Windows. Seperti Adobe Photoshop contohnya,
fungsionalitasnya lebih terbatas untuk mengakomodir sistem operasi Android.
Sehingga, aplikasi edit foto tersebut dibuat lebih simpel, lebih ringan, dan
cenderung dioptimasi pada layar sentuh. Chromebook hanya dapat menginstal aplikasi-aplikasi yang
tersedia pada Google Play Store. Atau jika aplikasi yang diinginkan tidak
tersedia, Anda juga dapat menginstal file .apk yang didapat dari sumber lain.
Persis seperti Android, bukan?
3. Chromebook Kurang Cocok untuk
Gaming Tidak, kami sedang tidak membicarakan batasan pada hardware. Yang kami maksud adalah, mengingat ChromeOS hanya dapat menginstal aplikasi dari Google Play Store, Anda tidak dapat menginstal game-game yang tersedia via Steam ataupun Epic Store. Padahal seperti yang mungkin Anda ketahui, Steam seringkali jadi
sumber nomor satu dalam hal pembelian atau pengunduhan game PC. Ada begitu
banyak game AAA yang tersedia di Steam dan menanti untuk Anda mainkan jika Anda
adalah seorang gamer. Jika Anda menggunakan Chromebook, game yang bisa dimainkan
hanyalah yang biasa mejeng di Google Play Store. Seperti Candy Crush,
MLBB, Genshin Impact, Asphalt 9, dan masih banyak lagi. Jadi jika Anda ingin
mainkan GTA V atau Cyberpunk 2077 di Chromebook, sebaiknya urungkan niat. Solusi yang paling feasible untuk gaming di
Chromebook (selain melalui Google Play Store tentunya) adalah dengan mengakses
game-game berbasiskan web browser. Setidaknya, hal ini akan memberikan
pengalaman desktop gaming yang tidak didapatkan pada ponsel Android. Pengguna Chromebook di berbagai penjuru dunia juga berhasil main
game konsol dengan mengandalkan Stadia, yakni layanan cloud gaming yang
tidak mengharuskan laptop untuk punya spesifikasi dewa. Jalannya permainan terjadi di server dan dikirim ke layar
pengguna, sehingga Chromebook yang speknya pas-pasan bisa melakukan streaming
untuk mendukung jalannya permainan. Sayangnya, hingga artikel ini ditulis,
Stadia tidak didukung di Indonesia.
4. Kerentanan Terhadap Malware Jika Anda ditanya, sistem operasi komputer manakah yang paling
populer di dunia? Jawabannya sudah pasti Windows, bukan? Nah, saking populernya
Windows, sistem operasi tersebut pun jadi sasaran empuk hacker untuk
mencari mangsanya. Mereka tinggal perlu buat malware dan menaruhnya pada
situs-situs mencurigakan. Dan saat pengguna tidak sadar telah mengunduh serta
menginstalnya, malware tersebut akan mengacaukan perangkat dan
menimbulkan berbagai macam eror. Data pribadi Anda pun turut berada dalam
bahaya. Masalahnya, malware untuk Windows tentu tidak akan
bekerja pada sistem-sistem operasi lain, contohnya saja Linux, MacOS, dan
pastinya ChromeOS. Sehingga ChromeOS pada Chromebook dijamin punya sistem
keamanan yang lebih baik dan tidak akan semudah itu dibobol dibandingkan Windows.
5. Spesifikasi Hardware Chromebook Lebih Sederhana Jika Anda seorang pekerja yang sering melakukan kegiatan
mengetik atau riset di browser, pastinya membutuhkan besaran RAM dan
prosesor yang mumpuni. Seperti membuka puluhan tab di browser misalnya,
rasanya RAM berukuran 4 GB tidak akan terasa cukup. Itu mengapa, rata-rata laptop Windows menghadirkan spesifikasi
cukup tinggi untuk membuatnya lancar dalam melaksanakan perintah pengguna. Hal
ini berbeda dengan Chromebook yang membutuhkan spesifikasi lebih sederhana untuk
melakukan tugasnya. Hal ini terjadi karena ChromeOS adalah sistem operasi
berbasiskan Linux yang sangat ringan dibandingkan Windows. ChromeOS juga
memiliki fungsionalitas yang lebih sederhana, tidak seperti Windows yang
merupakan sistem operasi lebih rumit. Hampir semua yang dilakukan pada Chromebook berbasiskan online.
Itu mengapa, Chromebook rata-rata hanya memiliki storage lebih kecil, di
kisaran 32 GB hingga 160 GB.
6. Chromebook Nyaris Tidak
Berguna saat Offline Jika Anda memutuskan untuk memiliki Chromebook, bersiap-siaplah
untuk selalu terkoneksi ke internet. Pasalnya, fungsionalitas Chromebook
mayoritas bergantung pada browser dan internet. Mengingat memorinya yang
kecil, Anda tidak bisa menginstal banyak aplikasi dan perlu bergantung pada browser
untuk melakukan banyak pekerjaan. Misalnya saja, Anda bisa menggunakan Microsoft Office versi web,
melakukan pengeditan PDF, dan bahkan mengedit gambar. Berbeda dengan laptop
Windows yang masih bisa produktif sekalipun tidak ada jaringan internet.
Soalnya, Anda masih bisa menggunakan aplikasi yang sebelumnya telah diinstal
untuk lakukan pekerjaan.
7. Harga Chromebook Relatif
Lebih Murah Ya, Chromebook memang tidak sefungsional Windows karena
kapabilitasnya pun terbatas hanya pada hal-hal berbau online saja. Maka dari
itu, spesifikasi Chromebook yang cenderung lebih ringan ini juga berimbas pada
harganya yang jauh lebih terjangkau dibanding laptop Windows biasa. Sebuah Chromebook yang bagus sudah tersedia di harga mulai dari
Rp3 jutaan, dengan spesifikasi yang meliputi RAM 4 GB, prosesor dual core,
dan memori eMMC atau SSD pada kapasitas sekitaran 32 GB hingga 100-an GB.
Bahkan di harga yang lebih murah, Chromebook juga biasanya sudah tersedia
dengan layar Full HD. Demikian 7 poin perbedaan antara laptop dengan sistem operasi
Windows dan Chromebook berbasiskan ChromeOS. Kini pilihan di tangan Anda. Yang
pasti, dengan spek yang lebih sederhana, Chromebook bukanlah pilihan ideal
untuk pekerjaan-pekerjaan berat seperti mengedit foto dan video. Jika Anda hanya membutuhkan Chromebook untuk urusan pengetikan,
game ringan, streaming film, ataupun berselancar di internet, kami rasa
Anda tidak akan menyesal memiliki Chromebook. Tinggal sesuaikan saja dengan
kebutuhan dan budget. Selamat memilih, ya!
Sumber: Carisinyal | 28 Agustus 2021
pukul 10.07 | https://www.babe.news |