Suara.com - Teradata kembali mengadakan Teradata Innovation Forum. Forum ini membahas berbagai topik seputar penggunaan dan pengelolaan Big Data.

Pembicara terkemuka yang hadir di acara ini adalah Iwan Djuniardi, Direktur Transformasi Teknologi, Komunikasi dan Informasi, Direktorat Jenderal Pajak Republik Indonesia, Stephen Brobst, Chief Technology Officer - Teradata Corporation, dan Erwin Z. Achir, Country President – Terdata Indonesia.

Salah satu topik utama yang dibahas pada forum ini adalah tren penggunaan Internet of Things (IOT) dan analisis data, serta tantangan dan peluangnya. Menurut perusahaan analis independen, International Data Corporation (IDC), volume perangkat instalasi sensor akan tumbuh dari yang saat ini sebesar 3,1 Miliar menjadi 8,6 Miliar pada tahun 2020 di pasar Asia Pasifik yang dapat menghasilkan pendapatan tambahan lebih dari R 300 miliar. Namun di Indonesia, penggunaan IOT saat ini masih dalam tahap awal, seperti aplikasi Jakarta Smart City yang digunakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, layanan paspor online dari Direktorat Jenderal Imigrasi RI, serta layanan faktur pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak RI.

"Kebanyakan dari pelanggan kami sedang menjalani proses transformasi digital dalam beberapa cara. Proses ini dipercepat oleh pertumbuhan Big Data yang terstruktur yang berasal dari sensor pada

perangkat yang terhubung pada media sosial dan sumber-sumber lain sebagai kebutuhan untuk membuat keputusan strategis berdasarkan analisis data," kata Erwin Achir, Country Director Teradata Indonesia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/5/2021).

Dengan keahlian teknologi dan pengetahuan pasar lokal, dia menambahkan, pihaknya dapat membantu pelanggan memanfaatkan sebagian besar dari IOT dan Big Data untuk membantu perolehan data yang lebih beragam.

Pada Teradata Universe Conference untuk wilayah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika pada 18 April yang lalu, Teradata meluncurkan unit Special Opps IOT Analytics yang berfokus pada pengembangan inovasi untuk mendapatkan manfaat dari Analytics of Things.


Qlue berkomitmen terus mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan Internet of Things (IoT).

Pengembangan teknologi itu dilakukan untuk mendorong sistem pemerintahan yang serba transparan dengan pola kerja yang akuntabel.

Founder dan CEO Qlue Rama Raditya mengatakan, saat ini urbanisasi menjadi salah satu isu penting yang harus dikelola oleh pemerintah.

Hal itu tak lepas dari fakta bahwa kini terjadi tren urbanisasi yang tinggi karena makin banyak masyarakat lebih memilih tinggal di kawasan perkotaan ketimbang pedesaan.


Karena itu, implementasi teknologi dalam aspek manajemen perkotaan bisa menjadi opsi yang baik demi menciptakan pembangunan kota yang berkelanjutan.

“Kolaborasi kami dengan pemerintah DKI Jakarta sudah terbukti memberikan dampak yang cukup signifikan bagi masyarakat karena penyelesaian pengaduan menjadi lebih efektif," terang Rama.

Dengan bantuan teknologi, tambahnya, tata kelola pemerintah menjadi lebih baik sehingga tingkat kepercayaan publik turut meningkat.

President Qlue Maya Arvini mengatakan, kolaborasi Qlue dengan Pemerintah DKI Jakarta merupakan hasil komitmen pemerintah dalam memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat.

Qlue mampu menghadirkan teknologi yang mampu membantu pemerintah mendeteksi dan memetakan masalah-masalah di lapangan sehingga pengambilan keputusan menjadi lebih cepat dan akurat.

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved