Pengertian Pemeliharaan Perangkat Lunak Maintenance
software atau pemeliharaan perangkat lunak adalah proses memodifikasi sistem
perangkat lunak atau komponen-komponen perangkat lunaknya setelah penggunaan
oleh kosumen atau klien untuk memperbaiki kerusakan, meningkatkan kinerja,
manfaat, atau kualitas dan optimalitas untuk menyesuaikan sistem perangkat
lunak dengan lingkungan yang senantiasa berubah-ubah. Dari definisi di atas,
hal ini menegaskan bahwa proses pemeliharaan perangkat lunak adalah proses yang
sidatnya post-delivery, artinya dikerjakan setelah sistem perangkat lunak
digunakan oleh konsumen ataupun klien.
Menurut
Pigoski berpendapat bahwa pemeliharaan perangkat lunak, yaitu suatu aktivitas
keseluruhan yang dilakukan dalam menyediakan dukungan yang murah dan efektif
terhadap sistem perangkat lunak. Aktivitas dapa berupa pre-delivery dan
post-delivery. Aktivitas pre-delivery berupa perencanaan untuk operasi
post-delivery, supportabilitas dan penentuan logistik. Sedangkan aktivitas
post-delivery berupa modifikasi perangkat lunak, pelatihan dan mengoperasikan
help desk. Kategori
Pemeliharaan Perangkat Lunak Pemeliharaan
perangkat lunak terbagi menjadi beberapa kategori menurut Lientz dan Swanson,
yaitu pemeliharaan adaptif, korektif dan perfektif. Berikut penjelasan dari
ketiga komponen kategori pemeliharaan perangkat lunak :
Kategori
pemeliharaan perangkat lunak menurut IEEE terbagi ke dalam empat kategori,
yaitu sebagai berikut :
Permasalahan
Pemeliharaan Perangkat Lunak Pemeliharaan
suatu sistem umumnya merupakan aktivitas yang menghasbiskan biaya. Hal ini
dikarenakan menambahkan fungsionalitas sistem yang sedang beroperasi jauh lebih
mahal dibandingkan dengan menambahkan fungsionalitas sistem ketika tahap
pengembangan. Faktor
yang membedakan antara pengembangan dengan pemeliharaan yang berakibat pada
mahalnya biaya pemeliharaan adalah : ·
Stabilitas Sistem,
Setelah sistem dipasarkan, umumnya tim pengembang dibubarkan dan setiap anggota
bekerja pada proyek yang baru. Tim yang kemudian bertanggung jawab terhadap
pemeliharaan tidak memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai peragkat lunak
yang bersangkutan sehingga perlu waktu dan usaha tambahan dalam memahami
perangkat lunak tersebut. ·
Tanggung Jawab Kontraktual,
Kontrak untuk pemeliharaan perangkat lunak umumnya terpisah dari kontrak untuk
pengembangan perangkat lunak. ·
Keahlian Staff,
Staf pemeliharaan kerap kali kurang berpengalaman dan tidak terbiasa dengan
domain aplikasi. Proses pemeliharaan perangkat lunak seringkali dianggap
sebagai proses yang tidak memerlukan skill yang tinggi dibanding dengan
pengembangan perangkat lunak yang memerlukan skill yang tinggi, hal ini
menyebabkan staff bagian pemeliharaan seeringkali adalah staff dengan level
junior. ·
Usia dan Struktur Program, seiring dengan usia program, struktur dari program juga ikut
berubah sehingga semakin sulit untuk dimengerti dan diubah. Beberapa komponen
perangkat lunak tidak dikembangkan dengan teknik RPL modern, sehingga tidak
pernah dikelola dengan baik dan kemungkinan dokumentasi sistem bisa saja hilang
atau inkosisten sehingga sukar untuk dipahami. Model Pemeliharaan Perangkat LunakQuick-Fix Model
Pendekatan tipikal guna pemeliharaan perangkat lunak adalah
dengan mengubah kode atau skrip program terlebih dahulu, kemudian membuat perubahan
yang dibutuhkan pada dokumentasi program. Melalui pendekatan ini disebut
pendekatan quick-fix model. Idealnya setelah skrip diubah, maka dokumentasi
terkait perancangan, kebutuhan, analisis, pengujian dan hal-hal lain yang
terkait dengan perangkat lunak tersebut harus diubah juga dengan menyesuaikan
dedngan perubahan pada skrip program. Akan tetapi realitanya di lapangan
menunjukkan bahwa perubahan pada skrip program kadang tidak didokumentasikan
disebabkan oleh waktu dan biaya sehingga tim pemelihara tidak sempat untuk
merubah dokumentasi program. Iterative-Enhacement
Model
Model siklus hidup evolutionary menawarkan pendekatan alternatif
guna pemeliharaan perangkat lunak. Model ini menyaakan bahwa kebutuhan sistem
tidak dapat dikumpulkan dan dipahami pada tahap awal, sehingga sistem dibangun
dengan memperbaiki kebutuhan dari rancangan bangunan sistem sebelumnya
berdasarkan timbal balik dari pengguna. Kelebihan dari mode ini adalah
dokumentasi dari sistem senantiasa berubah seiring dengan perubahan pada skrip
program. Full-Reuse
Model
Model ini memandang pemeliharaan sebagai suatu kasus dari
pengembangan perangkat lunak berorientasi guna ulang atau daur ulang.
Full-reuse diawali dengan analisis kebutuhan, rancangan, kode dan pengujian
dari sisem versi sebelumnya yang telah ada. Model ini mendukung evolusi sistem
untuk memudahkan modifikasi kedepannya. Model Full-reuse cocok untuk digunakan
pada pengembangan sistem-sistem yang berkaitan. Model ini mengumpulkan
komponen-komponen yag reusable pada level abstraksi yang berbeda-beda dan
menjadikan pengembangan sistem ke depannya menjadi lebih hemat. Proses Pemeliharaan Perangkat LunakAda beberapa model proses pemeliharaan perangkat lunak.
Model-model ini mengorganisasikan pemeliharaan perangkat lunak menjadi
serangkaian aktivitas terkait dan menentukan urutan dari masing-masing
aktivitas. Proses
Pemeliharaan Versi IEEE-12 19Standar IEE mengorganisasikan proses pemeliharaan menjadi tujuh
tahap Pada tiap tahap, standar IEE menetapkan input dan output pada tiap tahap,
mengelompokan dan mengkaitkan aktivitas-aktivitas, mendukung proses-proses ,
kontrol dan sekumpulan metrik.
|