Kementerian
Kesehatan berikan informasi kondisi dan tantangan data serta sistem informasi
kesehatan di Indonesia yakni terdapat lebih dari 400 aplikasi kesehatan
pemerintah yang belum saling terintegrasi, beberapa data yang sama dikumpulkan
dengan aplikasi yang berbeda. Kondisi dan tantangan lainnya adalah aplikasi milik developer health
information system belum terintegrasi dengan ekosistem layanan kesehatan
Indonesia, ketidakseragaman metadata menyebabkan interoperabilitas sulit
dilakukan, dan tidak adanya standar format interoperabilitas sehingga integrasi
dilakukan berbeda antar aplikasi. "Di masa COVID-19, tantangan kapasitas kesehatan kita sangat diuji
karena dokter dan tempat tidur sangat kekurangan dan memerlukan penambahan
kapasitas yang luar biasa. Apabila dilihat dari standar WHO, 1 dokter
seharusnya seribu populasi namun di Indonesia baru 0,4 dan masih jauh
tertinggal dengan negara lain," ujar Chief DTO Kementerian Kesehatan,
Setiaji dalam paparannya pada Cloud Computing Developer Conference 2022 Webinar "Big Data & AI: From
Insight to Automation". Oleh karena itu, pemanfaatan teknologi informasi tentunya sangat
diperlukan dalam membantu kendala kapasitas kesehatan terutama rasio dokter
yang masih kurang dari standar WHO. Kementerian Kesehatan telah menyediakan telemedisin yang dapat digunakan
oleh masyarakat sehingga tidak perlu ke rumah sakit untuk mendapatkan layanan
kesehatan dan juga dengan telemedisin, masyarakat bisa mendapatkan obat secara
gratis. Tersedianya beragam teknologi saat ini dapat menjadi aset strategis dalam
mewujudkan transformasi digital di bidang kesehatan terutama dalam menangani
berbagai macam masalah kesehatan di Indonesia, misalnya dengan pemanfaatan Big
Data, Artificial Intelligence, Internet of Things, hingga Machine Learning. "Dengan adanya teknologi ini dapat kita manfaatkan secara gratis.
Sesuai dengan tema pada webinar kali
ini pada pemanfaatan IoT waearable device tengah disematkan pada jemaah haji
untuk melakukan pengobatan yang lebih cepat," tutur Setiaji. Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) di bidang kesehatan diimplementasikan
dalam pemeriksaan kesehatan yang meliputi peningkatan akurasi diagnosis dan
prognosis, pengoptimalan proses di rumah sakit. Deteksi otomatis kelainan pada
digital imaging atau pencitraan digital, serta menemukan pengetahuan media
baru. Setiaji juga memaparkan beberapa contoh potensi penerapan AI di kesehatan
yakni seperti chatbot pasien. Pasien dapat menginformasikan gejalan, AI
melakukan triage apakah pasien perlu ke dokter. Jika perlu, AI akan
merekomendasikan jadwal dokter sesuai kompetensi. Contoh penerapan AI lainnya adalah face mask detection, AI pada kamera
akan mendeteksi wajah, penggunaan masker dan suhu tubuh. Early Discharge
Planning, AI memprediksi proses dan hambatan menuju discharge, optimasi proses
ICU stepdown, mengurangi LOS. Optimalisasi kamar operasi (OK) dengan
meningkatkan ketersediaan OK dengan menghitung skor ketersediaan waktu dengan
riwayat tindakan dokter bedah. "Contoh penerapan AI yang terakhir adalah deteksi kanker pada citra
medis. AI akan mendeteksi densitas soft tissue dan klasifikasi dari mamografi.
Area yang dicurigai akan ditandai memiliki skor tinggi sebagai
klasifikasi," ungkap Setiaji. Sumber :
https://www.cloudcomputing.id/berita/pemanfaatan-teknologi-ai-transformasi-digital-kesehatan |