Perusahaan cybersecurity penyedia
solusi dan layanan keamanan siber Protergo membagikan optimismenya dalam
mengoptimalkan potensi pengembangan ekosistem keamanan siber melalui perangkat
lunak keamanan siber buatan lokal untuk memberikan manfaat kepada seluruh
masyarakat dan berbagai segmen pasar. Co-Founder Protergo, Marco Cioffi menjelaskan bahwa
saat ini, semua masyarakat telah terdampak secara signifikan oleh keamanan
siber, setidaknya di tahun ini dapat dilihat bersama ada tiga kasus besar yang
dihadapi terkait dengan keamanan siber, yang antara lain adalah uber
data leakage, optus data leakage, dan US colonial pipeline. Memberikan kesimpulan analisis dari yang telah
terjadi di tahun 2022, Marco dalam acara Protergo media gathering pada
Jumat (16/12/2022) menyampaikan, "di tahun 2023 nanti akan data empat tren
dalam keamanan siber, antara lain terkait dengan mobile attacks, dark
web, ransomware, dan juga cloud security." ujar
Marco melansir dari Warta Ekonomi. Protergo sepanjang tahun 2022 telah berhasil
mendeteksi dan memblokir lebih dari 100.000 serangan siber. Dengan ancaman
siber yang terus meningkat secara eksponensial, Protergo saat ini telah
mendeteksi dan memblokir 15.000 serangan per hari. "Ini adalah tanggung jawab kami untuk
memastikan bahwa klien-klien kami terlindungi dengan baik. Pada dasarnya saya
percaya bahwa Indonesia harus bertransformasi. Saat ini, data adalah suatu
kepemilikan yang baru. Kita tidak boleh mengekspor data kita, kita harus
menciptakan data kita di Indonesia, kita harus memproses data kita di
Indonesia, dan kita harus memiliki orang-orang kita sendiri di Indonesia untuk
menjaga data kita. Jadi apa yang kami lakukan adalah kami menciptakan produk
yang made in Indonesia," ujar Faiz Wirananda selaku Sales
and Marketing Protergo. Dengan empat produk yang dimiliki Protergo saat
ini, yaitu:
Marco menjelaskan bahwa serangan siber masih
menjadi musuh yang harus dilawan bersama. Sepanjang tahun 2022, Protergo
berhasil mendeteksi dan memblokir lebih dari 100.000 serangan siber. "Tidak hanya itu, serangan seluler meningkat
secara dramatis pada tahun 2022. Protergo saat ini mendeteksi dan memblokir
15.000 serangan per hari dan menyadari bahwa dalam 6 bulan terakhir, ancaman
seluler telah meningkat secara eksponensial," jelasnya. Selain serangan siber, ada beberapa tantangan dunia
maya lainnya, seperti kebutuhan alat kolaborasi untuk meningkatkan keamanan
dunia maya di antaranya perlu melindungi sistem cloud serta manajemen
terintegrasi keamanan siber atau DevSecOps. "Protergo dan Indonesia harus bergerak untuk mengembangkan
sektor keamanan siber yang lebih kuat. Indonesia memiliki lebih dari 260 juta
penduduk, oleh karena itu kita harus memanfaatkan ini untuk membangun sektor
layanan yang kuat," kata Marco. Menurutnya, perlu juga untuk mulai mengembangkan
perangkat lunak keamanan siber sendiri untuk perlindungan nasional. Untuk itu,
pihaknya telah mengembangkan Sentinel, perangkat lunak perlindungan keamanan
siber pertama untuk aplikasi seluler. Lalu, Protergo juga meluncurkan Vigo pemindai
keamanan siber pertama yang khusus berfokus untuk infrastruktur digital
Indonesia. "Kami tidak akan pernah berhenti memanfaatkan
apa yang kami miliki untuk memperluas dan memperkuat sistem pertahanan siber
untuk memberikan perlindungan maksimal kepada pengguna kami," pungkas Marco.
Sumber :
https://www.cloudcomputing.id/berita/protergo-optimalkan-pengembangan-ekosistem-keamanan-siber |