Artificial
Intelligence (AI) kini telah menjadi kunci dalam
menghadapi tantangan terkait cuaca dan iklim ekstrem. Peneliti Ahli Utama Pusat
Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma
Yulihastin mengungkapkan perkembangan terbaru dalam penggunaan AI dan Big
Data untuk mendukung analisis aplikasi penginderaan jauh yang dapat
membantu mengidentifikasi dan mengelola potensi bencana yang disebabkan oleh
kondisi cuaca dan iklim ekstrem. Erma Yulihastin, mempresentasikan
inovasi yang sangat penting dalam upaya mendukung sektor-sektor pembangunan
nasional. Terobosan ini memanfaatkan Big Data untuk
menciptakan sistem pendukung keputusan, atau Decision Support System (DSS),
yang menjadi alat penting bagi para pemangku kebijakan. Erma menjelaskan bahwa PRIMA BRIN
telah mengembangkan sembilan produk DSS yang memiliki peran beragam dalam
mendukung berbagai sektor. Produk-produk tersebut termasuk:
BRIN terus bekerja untuk
memastikan produk-produk ini dapat diakses dan dimanfaatkan oleh masyarakat
umum. Pentingnya data yang akurat dalam pengembangan AI dalam konteks cuaca dan
iklim juga ditekankan, dengan Erma menjelaskan bahwa hasil yang akurat
bergantung pada kualitas data history-nya yang digunakan dalam
algoritma AI. Selain itu, Erma bersama kelompok
Riset di BRIN sedang membuat inovasi dari perangkat model oseanografi, yaitu
model atmosfer dan model laut yang digabungkan. Kondisi El Nino saat ini perlu
memperhitungkan suhu permukaan laut yang akurat, karena suhu laut saat ini juga
bisa mengontrol cuaca. Untuk menghasilkan data yang
diperlukan, PRIMA BRIN menggunakan berbagai perangkat dan teknologi pengamatan.
Misalnya, prediksi cuaca selama 24 jam menghasilkan sekitar 92 GB data, dan
dengan berjalannya waktu, jumlah data ini terus meningkat. Data-data ini
disimpan dalam High Performance Computing (HPC), yang dapat
menampung volume data yang sangat besar. DSS yang dikembangkan bukan hanya
untuk kepentingan akademis atau riset semata. Mereka dirancang untuk mendukung
berbagai sektor pembangunan nasional, termasuk pertanian, energi, transportasi,
lingkungan, kesehatan, dan kebencanaan. Erma juga mengingatkan pentingnya
pemikiran kreatif dalam menghadapi perubahan iklim, termasuk usaha untuk
mengurangi pemanasan global. Keberhasilan dalam menghadapi tantangan iklim
semakin mendesak, karena suhu bumi meningkat lebih cepat dan fenomena seperti
El Nino terjadi lebih awal dari yang diperkirakan, yang berpotensi memperparah
kondisi cuaca ekstrem di wilayah Indonesia. Ia juga mendorong mahasiswa dan
para inovator untuk mencari solusi praktis dalam menghadapi tantangan yang
semakin ekstrem dan pemanasan global yang semakin mengkhawatirkan.
Sumber
:
https://www.cloudcomputing.id/berita/inovasi-dss-brin-dalam-menghadapi-cuaca-ektream-dengan-big-data |