Financial Technology (disingkat
fintech/FinTech) adalah teknologi dan inovasi yang digunakan untuk penyampaian
layanan keuangan dengan tidak menggunakan metode keuangan tradisioanl. Bidang
ini adalah industri baru yang menggunakan teknologi untuk meningkatkan kegiatan
di bidang keuangan. Misalnya dalam hal penggunaan smartphone untuk mobile
banking, investasi, layanan peminjaman, dan cryptocurrency. Itu
adalah sebagian contoh teknologi yang bertujuan untuk membuat layanan keuangan
lebih dapat diakses oleh masyarakat umum. Machine
learning (ML) adalah salah satu alat teknologi yang paling banyak dibahas.
Mungkin dulu hanya sedikit perusahaan yang dapat menggunakannya karena biaya
tinggi dan kurangnya sumber daya. Namun saat ini banyak industri yang
menggunakan Machine Learning. Sektor keuangan tidak terkecuali dan merangkul
semua kemungkinan kemajuan dalam transformasi digital. Masalah utama dari domain
keuangan adalah deteksi penipuan. ML adalah teknologi nomor satu yang membantu
perusahaan Fintech mendeteksi fraud. Apa
itu Fraud Detection (deteksi penipuan) dan mengapa itu penting? Pertama,
mari lihat beberapa data tentang kerugian bank karena penipuan. Data Financial Regulation News mengatakan
industri perbankan kehilangan $ 2,2 miliar dalam kerugian penipuan pada tahun
2016, 58% terkait dengan penipuan kartu debit. Kerugian
meningkat pada tahun 2017 dan penipuan kartu meningkat sebesar 42% pada tahun
2020. Namun demikian, perkiraan statista lebih positif – pada tahun 2018
kerugian penipuan kartu pembayaran di Amerika Serikat turun menjadi $ 1,8
miliar. Karena
Fintech menawarkan arus kas digital, pengguna takut kehilangan data atau
penipuan. Karena sejumlah besar uang diproses secara online, peretas lebih
tertarik untuk mencuri data dan bahkan uang. Deteksi Fraud adalah sistem untuk
mengidentifikasi dan memblokir aktivitas yang mencurigakan untuk mencegah
aktivitas tersebut yang dapat membahayakan bisnis. Ada sebagian besar orang
yang bahkan tidak menggunakan kartu bank fisik, lebih memilih bank digital. Ini
membawa lebih banyak tantangan bagi Fintech. Perlindungan dan keamanan data
dalam transaksi adalah persyaratan nomor satu bagi nasabah, dan karenanya
perlulah untuk mempertimbangkannya sebagai financial
forecast Machine
Learning untuk mendeteksi fraud di bidang fintech Fraud detection memiliki beberapa tahapan yang meliputi pemantauan,
deteksi, pengambilan keputusan, manajemen kasus, dan pembelajaran. Machine
Learning dapat secara otomatis dan independen mengidentifikasi pola yang tidak
biasa dalam set data yang dapat menjadi karakteristik penipuan. Sangat sulit
untuk melakukan deteksi penipuan yang tepat hanya oleh manusia, karena akan
membutuhkan terlalu banyak sumber daya yang berkualitas dan selalu ada faktor
manusia. Algoritma
Machine learning mendeteksi perilaku curang dan beradaptasi dengan tindakan
penipuan yang tidak terlihat. Saat membuat tool Machine learning untuk
mengidentifikasi penipuan di perusahaan Fintech, programmer harus
mengintegrasikan model AI yang supervised and unsupervised. Supervised Model adalah yang paling banyak
digunakan untuk sebagian besar kasus ML, dan dilatih untuk serangkaian
transaksi yang “diberi tag” dengan benar – baik penipuan maupun non-penipuan. Unsupervised Model –
mengidentifikasi perilaku yang tidak wajar dalam kasus di mana data transaksi yang
diberi tag relatif tipis atau tidak ada. Sistem
deteksi fraud machine learning terbaik adalah yang
menggabungkan dua model ini seperti teknik AI supervised dan unsupervised, analitik perilaku, dan
analitik adaptif untuk memungkinkan pengambilan keputusan secara real time. Sumber
:
https://www.berca.co.id/2021/01/18/bagaimana-machine-learning-membantu-fintech-company-mendeteksi-fraud/ |