Literasi digital menjadi rumus paling jitu dalam upaya melawan hoaks dan melindungi data pribadi. Penguasaan pengetahuan teknologi informasi dan komunikasi yang mumpuni membuat masyarakat dapat berpikir kritis saat berinteraksi di dunia digital.

"Manfaatkan semua kelebihan dari dunia digital untuk menambah kemaslahatan dan kemakmuran, dan tetap waspada," kata Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Boni Fasius Pujianto, melalui keterangan tertulis, Rabu, 14 Juni 2023.

 Pernyataan Boni ini mengemuka dalam kegiatan Literasi Digital yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi. Kegiatan yang mengambil topik Gali Ilmu: Antisipasi Hoaks dan Perlindungan Data Pribadi ini dilakukan sebanyak empat sesi yang berlangsung di empat tempat berbeda di Makassar, Sulawesi Selatan, akhir pekan lalu.

Camat Wajo, Makassar, Sulawesi Selatan, Hamna Faisal berharap kegiatan ini menjadi salah satu upaya pemulihan dan peningkatan perekonomian warga Makassar dengan memaksimalkan potensi setiap lorong atau daerah. Termasuk dengan mengoptimalkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

"Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan dapat menggali manfaat dan belajar, sehingga kasus-kasus penipuan daring yang marak, tidak terjadi lagi," kata Hamna.

 Camat Mamajang, M Ari Fadli mengatakan saat ini arus informasi mengalir sangat deras dan lebih cepat dari sebelumnya. Terlebih saat pandemi covid-19, mayarakat mau tak mau menggunakan perangkat digital untuk berkomunkasi karena adanya pembatasan kegiatan.

Sehingga, Ari meminta masyarakat lebih berhati-hati saat menerima informasi dan mengecek kebenarannya terlebih dahulu sebelum disebarluaskan.

"Saya berharap masyarakat di Kecamatan Mamajang bisa menjadi masyarakat yang cerdas dalam menggunakan media digital dan cerdas dalam menggunakan smartphone," kata Ari.


Rawan hoaks di tahun politik


Sekretaris Camat Mamajang, Andi Asdar, mengingatkan tahun politik sudah dimulai. Menurutnya, ada potensi berita-berita terkait pemilu malang melintang di ponsel masyarakat.

Andi meminta masyarakat mewaspadai pesan-pesan politis yang dapat digunakan untuk kampanye hitam dan untuk saling menjatuhkan lawan politik.

"Kalau ada informasi-informasi yang tidak bisa kita pertanggungjawabkan kebenarannya, jangan asal sebar. Kalau bisa, saat sudah kita baca, hapus saja," kata dia.

sumber : Klik Disini

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved