ertarik memulai bisnis dropship? Memang ada yang bilang, bisnis dropship itu gampang. Tak perlu modal besar, tak usah mengembangkan produk, bisnis bisa langsung jalan. Dengan kata lain, tugas dropshipper cuma mencari pelanggan. Tapi faktanya, 90% bisnis dropship gagal. Terutama pada bulan-bulan awal memulai bisnis dropship (Shopify, 2017). Padahal, kesempatan cuan dari bisnis dropship terus meroket, lho. Apalagi, pesaing dropship di Indonesia masih sedikit. Hanya 1,52% dari total pelaku E-commerce (Katadata, 2020). Bukti peluang bisnis dropship yang oke juga bisa Anda lihat dari banyaknya supplier dropship yang masih berjaya. Seperti, Dusdusan, Baleomol, hingga Jakmall. Nah, agar Anda sukses menjadi dropshipper, penting untuk belajar dari pelaku dropshipper yang gagal. Sehingga, Anda tidak melakukan kesalahan yang sama saat terjun ke dunia dropship. Daftar isi tutup Kenapa Kebanyakan Bisnis Dropship Gagal?Ini dia alasan kenapa kebanyakan bisnis dropship gagal: 1. Salah Mindset Soal DropshippingTujuan utama orang-orang memulai bisnis dropship biasanya satu: menghasilkan uang secepat mungkin, dengan usaha seminimal mungkin. Anda pun mungkin juga berpikir begitu. Padahal, mindset ini tidak benar. Dropshipper merupakan bisnis yang tetap membutuhkan usaha. Walaupun kelihatannya lebih simple, karena tidak perlu terlalu fokus memikirkan produk atau branding setiap produk. Justru karena tidak perlu mengembangkan produk dan branding dari nol, usaha tersebut dialihkan ke mencari pelanggan alias sisi marketing-nya. Dengan kata lain, Anda perlu mengeluarkan uang/modal untuk memastikan lebih banyak orang yang mengenal bisnis Anda. Baru dari situlah peluang Anda untuk mendapatkan pemasukan juga lebih besar. Salah satu caranya, lewat testing Facebook Ads. Di awal, sebelum mengeluarkan uang banyak untuk beriklan di Facebook, pastikan Anda melakukan pengujian terlebih dulu. Tujuan utamanya, untuk mengumpulkan data dan mencari tahu cara promosi yang paling tepat. Sehingga, Anda bisa mengenali calon pelanggan lebih baik untuk menentukan strategi marketing yang paling relevan. 2. Asal Memilih NicheNiche market adalah target pasar khusus yang membutuhkan produk spesifik. Misalnya, perlengkapan fashion untuk ibu dan anak, produk kesehatan, dan perkakas kebersihan rumah. Memilih niche yang tepat membantu bisnis memenangkan persaingan. Sebaliknya, memilih niche yang salah sering kali membuat Anda menutup usaha lebih cepat. Ini karena niche secara langsung menentukan apakah produk Anda terjual atau tidak. Selain itu, dengan niche yang tepat strategi marketing jadi lebih jelas. Karena, Anda fokus menargetkan promosi ke audiens yang spesifik. Ditambah, berbagai metode digital marketing seperti Facebook Ads, Google Ads, dsb. Memiliki sistem algoritma untuk merekomendasikan produk ke target audiens yang berminat ke niche tertentu. Jadi, jelas sudah kalau Anda tidak punya atau asal pilih niche, bisnis dropship dan promosinya jadi sulit. Karena, audiens yang Anda incar terlalu beragam. Nah agar tidak salah pilih niche, sebaiknya hindari hal-hal berikut:
3. Supplier Tidak Bisa DiandalkanBisnis dropship sangat bergantung pada keandalan supplier. Sebab, supplier mampu mempengaruhi kelancaran jalannya bisnis Anda. Misalnya saja, supplier tidak meng-update stok barang. Padahal dropshipper terlanjur mengiyakan orderan customer yang jumlahnya melebihi stok supplier. Pastinya, customer akan kecewa dan melihat Anda yang salah. Selain itu, kurangnya support dari supplier dropship juga berdampak pada bisnis Anda. Contohnya seperti yang dialami salah satu dropshipper emas di bawah ini. Gara-gara harga produk di website resmi dan yang terbaru berbeda, dropshipper pun kesulitan untuk mengetahui ketersediaan produk. Bahkan, bisnisnya jadi gagal karena support dari supplier kurang. 4. Terlalu Lama Menghabiskan Waktu Utak-Atik WebsiteBiasanya, dropshipper memiliki website bisnis sebagai etalase toko online-nya. Lewat website ini, calon pelanggan bisa melihat-lihat produk, sekaligus melakukan transaksi. Tak heran, para pelaku dropship ingin menyediakan website terbaik. Tidak salah memang. Namun, ada dropshipper yang memakan waktu terlalu lama untuk mengutak-atik website dan akhirnya tokonya malah tidak kunjung jalan. Padahal dengan membuat toko online yang sederhana pun, bisnis dropship bisa berjalan dan menghasilkan konversi. Ingat-ingat saja, desain dan estetika itu subjektif. Daripada terlalu banyak menghabiskan waktu di desain, Anda bisa gunakan waktu untuk uji coba promo dan strategi marketing. Seiring waktu, lakukan pengujian seperti A/B Testing untuk melihat seperti apa desain yang paling menghasilkan konversi. 5. Terburu-Buru Menjual Banyak ProdukBanyak dropshipper terburu-buru ingin menjual berbagai produk sejak awal bisnis dibuka. Padahal, untuk menjual satu produk saja ada banyak hal yang perlu dropshipper lakukan. Mulai dari survei supplier, riset harga jual produk, menyiapkan website bisnis, hingga testing apakah produk cukup diminati pasar. Intinya, banyak hal yang perlu dropshipper lakukan sejak awal. Yang mana kalau Anda ingin melakukan semuanya sekaligus, fokus Anda kebanyakan dan bisa jadi Anda kesulitan mengejar semuanya dengan maksimal. Maka dari itu, cobalah untuk fokus ke beberapa produk saja. Pastikan Anda sudah memaksimalkan promosi dan mendapatkan banyak data untuk diolah, sebelum berlanjut ke produk-produk berikutnya. 6. Memasang Harga KemahalanSalah satu alasan bisnis dropship gagal adalah banyak saingannya. Calon pelanggan bisa dengan mudah menemukan toko yang menjual produk serupa. Karena barang yang dijual sama, calon pelanggan pun akan membandingkan harga produk setiap toko. Nah kemungkinan besar, calon pelanggan akan memilih toko yang menawarkan produk dengan harga paling terjangkau. Yang artinya, kalau harga produk Anda kemahalan, mungkin calon pelanggan lebih memilih beli di toko lain. Meski begitu, bukan berarti dropshipper tidak boleh memasang harga tinggi dibanding kompetitor, ya. Pastikan ada nilai lebih yang Anda tawarkan. Misalnya, menyediakan pelayanan yang lebih baik seperti customer service 24 jam. 7. Salah Strategi dalam Memilih Platform PromosiKelangsungan bisnis dropship cukup bergantung pada strategi marketing. Karena itulah, dropshipper biasanya melakukan promosi di berbagai channel marketing. Asumsinya semakin banyak dan sering promosi dilakukan, semakin banyak orang terpapar dan membeli produk Anda. Namun jika salah memilih platform promosi, mau sebanyak apapun yang dilakukan juga sulit ada hasilnya. Akibatnya, keuntungan yang dihasilkan pun tidak sebanding dengan modal yang dikeluarkan. Misalnya saja, Anda berharap dengan membuat website bisnis, traffic dan cuan akan mengalir begitu saja. Padahal, website baru tidak bisa langsung mendapat ranking pertama di Google. Karena itu, butuh waktu lama bagi Anda mendapat pelanggan pertama kalau Anda website adalah satu-satunya strategi Anda. Sehingga Anda perlu mendongkraknya dengan strategi lain. Contohnya ads, live Tiktok atau Instagram, dan sosial media populer lainnya. Nah, biar tak salah pilih platform promosi, pastikan Anda melakukan hal-hal berikut:
8. Membuat Keputusan dengan PerasaanMengambil keputusan berdasarkan perasaan adalah salah satu sumber kegagalan dropshipper. Sebab, perasaan belum tentu menggambarkan fakta yang terjadi di lapangan. Sehingga, keputusan yang dibuat akan subjektif dan kurang relevan. Misalnya, Anda mengiklankan produk X secara jor-joran karena menurut Anda produk itu menarik. Padahal, bisa jadi target audiens Anda lebih membutuhkan produk Y. Untuk membuat keputusan bisnis yang tepat, Anda harus melihat data. Data ini bisa Anda peroleh lewat Google Analytics, Facebook Pixel, ataupun alat tracking lainnya. Alat tracking ini bisa Anda pasang pada Facebook Ads, website, dsb. Dengan begitu, Anda tahu bagaimana perilaku target audiens saat berinteraksi dengan channel marketing Anda. Kalau di Facebook Ads, misalnya, lihat dari demografi audiens, berapa banyak yang mengklik iklan Anda, dsb. 9. Layanan Customer Service yang BurukSalah satu kesalahan dropshipper adalah tidak menyediakan layanan customer service yang memuaskan. Akibatnya, para konsumen seringkali dikecewakan sehingga mereka mungkin malas kembali ke toko yang sama lagi. Pada bisnis dropship, pengalaman customer service yang buruk ditandai dengan:
10. Menjadikan Bisnis Dropship sebagai Penghasilan UtamaBisnis dropship itu memang bisa menjadi ladang cuan, tapi tidak selalu bisa menjadi pegangan. Alasannya, bisnis dropship adalah usaha yang sangat bergantung pada pihak ketiga—seperti supplier dan tren pasar—sehingga pemasukannya tidak cukup stabil. Bulan ini, bisa saja produk yang Anda jual laku keras di pasaran. Namun, di bulan depannya, bisa jadi tren dan minat pasar menurun sehingga produk tidak begitu laku lagi. Sebagai contoh, mari lihat pengalaman bisnis dropship gagal di bawah ini. Berbisnis dropship tali skipping, dropshipper tersebut awalnya untung. Namun setelah trennya menurun, iamencoba produk lainnya. Tetap saja, laris tidaknya bisnis dropship bergantung pada tren. Selain itu, bisnis dropship juga cukup bergantung pada supplier. Terutama terkait ketersediaan produk. Sehingga, jalannya bisnis Anda juga mengikuti stok dari supplier. Yang artinya, Anda juga tidak bisa menjamin produk yang konsumen butuhkan akan selalu tersedia. Contohnya saja seperti yang salah satu dropshipper alami di bawah ini. Menurutnya, kesulitan selama berbisnis dropship adalah stok barang dari supplier tidak menentu dan keterbatasan modal saat kebanjiran order. Baca Juga: Cara Mendapatkan Uang dari Internet Sudah Siap Menjadi Dropshipper Sukses?Sampai sini, Anda sudah mengetahui alasan kenapa kebanyakan bisnis dropship gagal, yaitu:
Bisa Anda simpulkan, bisnis dropship itu gampang-gampang susah. Namun, Anda tak perlu takut memulainya. Berbekal platform yang tepat, Anda bisa menjalankan dropship dengan strategi marketing yang kuat. Nah, website toko online adalah sarana yang pas untuk itu. Sebab, selain digunakan untuk profil toko dan menampilkan produk, ada banyak manfaat website untuk bisnis dropship yaitu:
|