Startup tentu merupakan istilah
yang sudah tidak asing bagi para penggemar teknologi. Istilah ini dapat
diartikan sebagai suatu perusahaan yang masih berada di tahap perintisan dan
biasa mengacu pada bisnis berbasis teknologi. Berdasarkan data yang diambil
dari Startup Ranking, Indonesia masuk kepada salah satu negara dengan jumlah startup
terbanyak di dunia pada 2022 dengan total 2.346 startup. Hal ini
tentu menjadi tren yang positif, mengingat akan sangat berkaitan dengan
pesatnya perkembangan bisnis serta teknologi di negeri ini.
Di antara banyaknya sektor industri startup, financial
technology atau yang biasa disingkat dengan fintech merupakan salah satu
sektor dengan perkembangan terpesat di antara yang lainnya. Salah satu bukti
konkret perkembangan startup di sektor ini dapat dilihat pada jumlah
investasinya di Asia Tenggara, yang meningkat sebesar 195% pada tahun 2021.
Total sebesar $4.351 juta diinvestasikan untuk startup sektor fintech,
perbedaannya sangat signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yang
secara langsung menunjukkan bagaimana menjanjikannya potensi perkembangan
sektor industri ini sampai tahun-tahun kedepannya.
Menurut katadata, Indonesia sendiri memiliki jumlah startup di
sektor fintech sebanyak 785 per 30 September 2021. Pada Q3 2021, sektor fintech
menduduki peringkat pertama untuk total funding yang didapatkan,
dengan total biaya $245 juta. Perbedaannya pun cukup signifikan dengan sektor logistic
dan online grocery yang secara berurutan menduduki peringkat kedua dan
ketiga.
Secara pendanaan, medium-sizedstartup sendiri dapat
diartikan sebagai startup yang telah memasuki tahap pendanaan lebih
lanjut dibanding small-sized. Pada artikel ini, kami mendefinisikan small-sized
pada startup yang berada di tahap pre-seed dan seed, dan medium-sized
kepada startup yang telah melanjuti pendanaan dengan pada series
A dan B. Jika kita ingin berbicara tentang marketing services, medium-sized
startups tentunya telah memiliki strategi dalam marketing services-nya
sendiri, dari awal berdiri hingga akhirnya berhasil mencapai tahap medium-sized.
Dengan hal ini, kami akan sangat menyarankan produk marketing services
yang memiliki unique value tersendiri, sehingga nantinya akan memberikan
pengalaman baru kepada metode marketing perusahaan sehingga para target
market bisa mendapatkan awareness yang unik terhadap promosi
tersebut.
Dikutip dari Smart Insights pada artikelnya yang berjudul “Five
Fintech Marketing Trends to Watch Out for in 2022”, kami mendapatkan
referensi mengenai fintech customer journey. Di dalamnya terdapat 4
proses, yaitu reach, act, convert, dan engage.
Artikel tersebut juga membahas poin tentang strategi marketing yang
menurut kami dapat dijadikan referensi utama dalam mengembangkan produk marketing
services, di mana di antaranya adalah provide valuable and useful
content, create effective mobile experiences, dan explore the
possibilities of AI and machine learning.
Dengan mengetahui 3 poin tersebut, kami dapat menyimpulkan
beberapa hal. Pertama, customer fintech sangat membutuhkan edukasi, baik
dari segi literasi finansial maupun dari segi produk yang ingin mereka gunakan
dari company tersebut. Hal ini sudah diaplikasikan di hampir seluruh
perusahaan fintech, atau yang biasa disebut dengan content marketing.
Dengan sudah diterapkannya poin pertama di berbagai perusahaan, kami harus
loncat ke poin kedua, yaitu memberikan pengalaman yang efektif dan unik kepada
para customer. Poin ini kami artikan sebagai pengalaman yang berbeda
oleh pengguna dalam menemukan produk dari startup yang akan dipasarkan.
Dengan hal ini, mereka akan memiliki ingatan unik atas cara yang
diimplementasikan untuk memperkenalkan produk yang ada di dalam perusahaan
tersebut. Untuk mengimplementasikan hal ini, kami akan membutuhkan poin
terakhir, yaitu explore the possibilities of AI and machine learning. Di
mana nantinya produk baru marketing services yang kami tawarkan akan
didasari oleh kekuatan AI dan machine learning, yang bertujuan
untuk memberikan rekomendasi dengan personalisasi berdasarkan pilihan finansial
dari berbagai pelanggan yang berbeda.
Dengan penjelasan di atas, kami akan memberikan satu produk marketing
services terbaru, yaitu Rekomendasi by Teknologi yang merupakan AI-based
generated content. Di mana produk ini memiliki tujuan utama untuk
memberikan pengalaman unik dalam memperkenalkan produk dengan bantuan
personalisasi berbasis AI. Produk ini nantinya akan mengambil peran di
dalam tahap “reach” pada customer journey.
Sesuai dengan namanya, AI-based generated content akan
memberikan para consumer pengetahuan mengenai fintech serta produk perusahaan
melalui konten edukasi yang dipersonalisasikan sesuai preferensi consumer.
Dengan ini, consumer akan mendapatkan edukasi sesuai keadaan finansial
masing-masing yang nantinya akan diarahkan kepada perkenalan penggunaan produk
yang cocok dari perusahaan. Untuk memberikan gambaran lebih nyata, kami
menyediakan product mockup dengan case sebagai berikut.
Sebuah startup fintech bernama SahamGampang ingin
memberikan edukasi mengenai produknya yaitu fitur Beli Saham. Pada produk marketing
services ini, nantinya consumer diarahkan kepada suatu halaman yang
menyediakan opsi tentang keadaan finansial mereka. Setelah consumer mengisi
form tersebut, AI akan memproses data consumer dan memberikan
rekomendasi pemakaian produk perusahaan yang cocok sesuai data finansial dasar
yang telah diisi. Dengan hal ini, consumer bisa mendapat ilmu mengenai
finansial serta awareness terhadap produk yang ada pada perusahaan. Para
consumer juga menjadi tahu produk apa yang dapat mereka pakai di dalam
perusahaan tersebut untuk memenuhi kebutuhan finansialnya.
Email marketing
merupakan email yang berisikan pesan atau konten komersial yang
dikirimkan kepada calon pelanggan maupun calon pelanggan. Marketing ini
akan membantu perusahaan dalam mendapatkan calon pelanggan dan memfokuskan
konten komersialnya kepada product/service yang ingin ditawarkan seperti
detail harga, waktu, sumber daya manusia yang dibutuhkan, dan lainnya.
Hal ini dikarenakan pelanggan B2B lebih berfokus kepada bagaimana product/service
yang ingin mereka gunakan dapat memberikan keuntungan. Menurut data
OptinMonster sendiri, 99% pengguna email mengecek kotak masuk setiap
harinya sehingga marketing dengan cara ini bisa diterapkan untuk
mendapatkan calon pelanggan yang banyak serta. Selain itu, dengan cara ini
perusahaan juga dapat mensegmentasi bisnis apa yang ingin mereka targetkan,
misalkan perusahaan ingin berfokus untuk menawarkan kepada startup fintech,
maka mereka dapat mengirimkan email kepada startup-startup fintech yang
ada.
2.
Melakukan
Social Media Marketing Penggunaan social
media tidak hanya dipakai untuk B2C saja namun juga dapat dipakai untuk
pemasaran B2B. Penggunaan social media sebagai advertising ini
memiliki potensial yang tinggi mengingat banyak startup yang sudah
memiliki social media. Disisi lain, dengan bantuan teknologi advertising
dibeberapa aplikasi social media dapat membantu perusahaan untuk
mengenalkan product/service yang dimiliki kepada target partner
yang diinginkan. Dilansir dari Content Marketing Institue, social
media menjadi channel berbayar yang paling banyak digunakan pada
tahun 2020.
Social media yang dipakai untuk marketing ini pun juga
beragam, namun data yang didapat menyatakan bahwa Linkedin dianggap sebagai social
media yang paling efektif untuk digunakan perusahaan untuk social media
marketing ini.
Sumber :
https://teknologi.id/teknologi/kekuatan-ai-untuk-marketing-services-pada-startup-fintech |