Konon, Robotic Process
Automation (RPA) itu berisiko. Bot RPA menangani data sensitif, memindahkannya
melintasi sistem dari satu proses ke proses lainnya. Jika data tidak diamankan,
data tersebut dapat terambil pihak yang tidak berkepentingan dan dapat
merugikan organisasi jutaan dolar Menurut Naved Rashid,
Associate Principal Analyst, Gartner: “Ada dua risiko utama yang terkait dengan
RPA – kebocoran data dan penipuan,” ungkapnya. Beliau juga mengatakan, “Tanpa
langkah-langkah security yang tepat, data sensitif, seperti credensial
bot RPA atau data pelanggan yang ditangani RPA, dapat diekspos ke
penyerang. Kerangka kerja tata kelola dan security yang tepat sangat penting
untuk mengurangi risiko ini”. Untuk mengatasi kegagalan
security dalam proyek RPA, pemimpin security dan manajemen risiko perlu
mengikuti rencana tindakan empat langkah berikut. 1. Pastikan
akuntabilitas untuk tindakan bot Selama pandemi COVID-19, ketika
organisasi bergegas untuk menyebarkan proyek Robotic Process Automation untuk
meminimalkan biaya dengan mengotomatiskan tugas-tugas kasar, salah satu
kesalahan paling umum yang mereka lakukan adalah tidak membedakan antara
operator bot dan identitas bot. Pastikan kredensial identifikasi khusus
dan standar penamaan identitas dengan menetapkan identitas unik ke setiap bot
dan proses RPA. Selain itu, dapat mengimplementasikan otentikasi
manusia-ke-sistem dua faktor bersama dengan otentikasi nama pengguna dan kata
sandi. 2. Hindari
penyalahgunaan dan penipuan pada saat jeda security on
demand Penerapan RPA dapat
meningkatkan hak istimewa akun, sehingga meningkatkan risiko penipuan. Pemimpin
security perlu membatasi akses RPA ke apa yang benar-benar dibutuhkan oleh
setiap bot untuk melakukan tugas yang ditetapkan. Misalnya, skrip RPA dengan
bot yang menyalin nilai tertentu dari database dan menempelkannya ke email,
seharusnya hanya memiliki akses baca ke database, bukan akses tulis. “Gunakan
kemampuan manajemen sesi seperti screenshot atau pengawasan video untuk
mencegah penipu dan melakukan investigasi forensik,” ungkap Rashid. 3.
Lindungi log integrity Jika security
Robotic Process Automation gagal, tim security perlu meninjau log. Perusahaan
biasanya memasukkan logging RPA ke sistem terpisah di mana log disimpan dengan
aman dan sesuai dengan forensik. Pemimpin security dan manajemen risiko perlu
memastikan bahwa alat RPA menyediakan log lengkap yang dihasilkan sistem tanpa
celah apa pun yang dapat memengaruhi penyelidikan. 4. Aktifkan
pengembangan RPA yang aman Pengembangan RPA adalah
proses yang berkelanjutan. Ini tidak bisa menjadi aktivitas satu kali dan perlu
berkembang untuk mengatasi kerentanan dan ancaman. Untuk mempercepat penerapan,
perusahaan cenderung menunda pertimbangan security sampai skrip RPA siap
dijalankan. Buatlah dialog proaktif dan irama reguler antara tim security
dan tim lini bisnis yang memimpin inisiatif RPA. Ini termasuk membuat kerangka
risiko yang mengevaluasi implementasi RPA secara keseluruhan, serta skrip
individual. Tinjau dan uji skrip Robotic Process Automation secara berkala
dengan fokus khusus pada kerentanan logika bisnis.
Sumber
:
https://www.berca.co.id/2022/01/03/4-langkah-untuk-memastikan-keamanan-pada-robotic-process-automation-rpa/ |