Keberadaan mobile banking dan pembayaran digital lainnya di
Indonesia membuat permintaan masyarakat akan layanan keuangan yang aman,
cepat, dan murah kian melonjak. Hal ini secara langsung berdampak pada kebutuhan industri penyedia
layanan keuangan akan infrastruktur teknologi yang tidak hanya dapat
diimplementasikan dengan cepat tapi juga aman dan sesuai dengan regulasi yang
berlaku. Salah satu aspek penting untuk mengikuti cepatnya inovasi layanan
keuangan berbasis teknologi adalah dengan memiliki infrastruktur teknologi yang
memprioritaskan keamanan dan perlindungan data mumpuni terhadap serangan
dunia maya. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Indonesia hingga April 2022 mencatat
terdapat lebih dari 100 juta kasus serangan siber dengan ransomware dan malware
menjadi ancaman utama. Shaane Harjani selaku Founder dan CEO Eranyacloud bersama dengan sederet
pembicara dari pemimpin infrastruktur teknologi di Asia Tenggara seperti
William Chaylis selaku Regional Head of ERP Sales PointStar Global Consulting,
Nicolas Tjioe selaku Senior Vice President of Sales Indonet, Marco Cioffi
sebagai Co-founder Protergo Cyber Security, ? Rizkie Sulistio sebagai VP
of Solution Architect di PrivyID berbagi pendapat mengenai infrastruktur
teknologi yang harus diperhatikan oleh bisnis teknologi yang bergerak di
ekosistem finansial. Dimoderatori oleh Hendy Kurniawan, Principal of Oliver Wyman, diskusi
ini dimulai dengan bahasan tren perkembangan teknologi dan infrastruktur dalam industri
jasa keuangan di Indonesia hingga lanskap keamanan dari perkembangan tersebut. Shaane Harjani, Founder dan CEO Eranyacloud menjelaskan, “Ketika kita
berbicara tentang keamanan atau infrastruktur cloud computing, suksesnya
implementasi infrastruktur teknologi yang mumpuni tidak bisa terlepas dari
upaya bersama antara kami (re: Eranyacloud) dan klien. Setelah berkolaborasi
dengan perusahaan tekfin, kami baru mampu menghasilkan produk atau layanan yang
dapat membantu klien untuk mengamankan dan meningkatkan infrastruktur mereka.” “Keamanan dunia maya merupakan komitmen yang harus dipikul bersama,
tidak bisa hanya satu institusi. Klien harus sadar akan pentingnya
infrastruktur teknologi yang mumpuni dan hal ini bisa dicapai melalui
kolaborasi, di lain sisi mereka juga tetap harus memiliki tim keamanan siber
inhouse untuk memantau dan mengelola kerentanan sesuai dengan lini bisnis
masing-masing,” pungkas Harjani. Lebih lanjut, seluruh panelis juga berbagi urgensi yang sama untuk
mendorong percepatan transformasi dalam layanan keuangan melalui kolaborasi
berbasis Open API (Application Programming Interfaces). Open API dalam hal memungkinkan integrasi tanpa batas antara sistem yang
berbeda dan memfasilitasi pengembangan produk keuangan yang inovatif. Dengan demikian, kolaborasi yang terjalin antara lembaga keuangan,
startup fintech, dan penyedia teknologi dapat bersaing secara sehat untuk
mencapai tujuan inklusi finansial bersama. Open Finance Summit 2023 diprakarsai oleh Ayoconnect sebagai
platform Open Finance API, untuk mendorong inovasi dalam industri jasa keuangan
Indonesia serta mengeksplorasi kemungkinan tak terbatas dari keuangan terbuka.
Acara ini didukung oleh Mastercard, MongoDB, dan Eranyacloud. Sumber :
https://www.cloudcomputing.id/berita/keamanan-infrastruktur-aspek-penting-layanan-keuangan |