Ilmuwan Jepang Profesor Hiroyuki
Tanaka dari Muographix di Universitas Tokyo menemukan alat pendeteksi gelombang
tsunami dengan menggunakan sensor sinar kosmik. Sensor bawah laut ini diberi
nama Tokyo-bay Seafloor Hyper KiloMetric Submarine Deep Detector (TS-HKMSDD),
bekerja menggunakan partikel yang dihasilkan sinar kosmik yang disebut muon.
Dalam uji coba pertama, susunan sensor bawah laut berhasil mendeteksi perubahan
kondisi pasang surut yang cepat di Teluk Tokyo. Ada sekitar 10 sensor yang
ditempatkan di Tokyo Bay Aqua-Line, jalan raya yang menghubungkan Bandara
Haneda dengan Prefektur Chiba di timur. Bagian terpanjang Tokyo Bay Aqua-Line
sekitar 9,6 kilometer memanjang 45 meter di bawah permukaan laut. Nah,
terowongan yang biasa digunakan untuk lalu lintas jalan raya ini, jadi tempat
pengujian 10 sensor pendeteksi tsunami. Kemudian sinar kosmik yang disebut
muon dalam sensor ini, memvisualisasikan variasi kedalaman dan kepadatan laut
dan dasar laut di atasnya. Prinsipnya mirip dengan cara kerja mesin sinar-X
mencitrakan tulang di dalam tubuh manusia. Sinyal dari beberapa detektor dapat
digabungkan untuk membentuk gambaran kasar tentang distribusi dan kepadatan
materi, berdasarkan jumlah dan posisi muon yang terdeteksi. Gambar-gambar ini
dapat digunakan untuk berbagai kepentingan, termasuk mendeteksi gelombang
tsunami. “Uji coba pertama yang sukses menunjukkan bahwa sensor kami dapat
mencitrakan laut dengan resolusi dalam waktu satu menit,” kata Profesor
Hiroyuki Tanaka dari Muographix di Universitas Tokyo dikutip SINDOnews dari
laman u-tokyo.ac.jp, Minggu (17/4/2022). Kejelasan data ini berarti kami dapat
menggunakan detektor untuk merasakan kondisi laut yang berbahaya seperti
gelombang badai yang kuat atau bahkan tsunami. Dan karena muon datang dari
segala arah, dimungkinkan untuk membuat gambar dasar laut itu sendiri. Ini bisa
berguna untuk mendeteksi cadangan gas alam yang diyakini ada di sana, lanjut
Hiroyuki Tanaka. Sensor dengan menggunakan sinar kosmik muon ini cukup menjanjikan, karena bekerja secara cepat, lebih murah, dan lebih mudah dirawat. Detektor muon yang membentuk TS-HKMSSD ukurannya pun cukup kecil dengan panjang sekitar 2 meter.
https://sains.sindonews.com/read/745585/768/jepang-ciptakan-sensor-sinar-kosmik-mampu-deteksi-gelombang-tsunami-dalam-1-menit-1650175463/10
|