Pastinya kamu tidak asing lagi dengan isu keamanan data saat ini. Dunia yang bertransformasi menjadi semakin digital memicu tindakan illegal seperti pencurian data dan peretasan. Sistem keamanan suatu situs untuk menjaga data biasanya menggunakan enkripsi. Secara singkat, enkripsi merupakan proses merubah teks menjadi kode-kode acak yang tidak mudah ditebak, sehingga tidak mudah dibobol.

Namun, masih ada celah dalam keamanan data kita. Hal ini dibuktikan dari berbagai kejadian pencurian data. Sebenarnya berbagai faktor yang dapat mengakibatkan kejadian ini, mulai dari belum menerapkan algoritma yang optimal ataupun algoritma saat ini masih belum cukup kuat.

Ilmuwan kembangkan algoritma yang mendukung peningkatan keamanan data

Baru-baru ini, ilmuwan dari Daegu Gyeongbuk Institute of Science and Technology (DGIST) merilis hasil temuan mengenai peningkatan keamanan data yang lebih efisien. Penelitian itu dipublikasikan di IEEE Transactions on Information Forensics and Security dengan judul On the Efficient Estimation of Min-Entropy.

Algoritma yang dikembangkan dinyatakan lebih efisien dalam mengukur kekuatan enkripsi. Dalam sistem kriptografi, algoritma ini menggunakan teori keacakan (entropy) dalam mengukur kesulitan bagi para peretas untuk menebak kunci rahasia. Pendekatan ini dapat mengurangi kompleksitas komputasi yang diperlukan sebelumnya untuk memvalidasi keamanan enkripsi.

Dilansir dari Majalah daring Daily Science, Yong Jun Kim yang merupakan peneliti utama dari riset ini menyatakan bahwa angka acak sangat penting untuk menghasilkan informasi kriptografi, keacakan ini sangat penting untuk keamanan data melalui sistem kriptografi. Hal inilah yang menjadi dasar dari pengembangan algoritma baru ini. 

Bagaimana Peran dan Cara Kerja Algoritma yang Baru Dikembangkan ini?

Sistem kriptografi digunakan dalam keamanan siber untuk melindungi informasi atau data pengguna. Ilmuwan sering menggunakan metrik yang disebut “Min-Entropy” untuk mengestimasi validitas atau seberapa baik sistem mengubah informasi menjadi sandi (angka acak) untuk mengenkripsi data.

Data yang dienkripsi dengan kode yang keacakan (entropi) rendah lebih mudah dipecahkan oleh peretas, sedangkan sebaliknya keacakan yang lebih tinggi memberikan kesulitan yang tinggi untuk didekode. Lalu, bagaimana cara menentukan kekuatan kode enkripsi dalam menjaga data kita? Hal itu pun masih menjadi PR (pekerjaan rumah) yang perlu dicarikan jalan yang optimal dan efisien.

Yongjune Kim beserta rekannya Cyril Guyot dan Young-Sik Kim mengembangkan algoritma yang memperkirakan min-entropy. Sistem yang dibangun dibagi menjadi algoritma offline dan estimator online yang tidak perlu menyimpan seluruh kumpulan data. Ternyata, membagi sistem dengan menyimpan kumpulan data pada sistem offline memberikan keringanan bagi perangkat pengguna dan kecepatan yang lebih baik.

“Evaluasi kami menunjukkan bahwa algoritma kami dapat memperkirakan min-entropi 500 kali lebih cepat daripada algoritma standar saat ini sambil mempertahankan akurasi estimasi,” ujar Kim. Saat ini, Kim dan tim sedang bekerja untuk meningkatkan akurasi algoritma ini dan mengembangkan algoritma lain untuk memperkirakan entropi dalam kriptografi. (Jus)

Referensi

Yongjune Kim, Cyril Guyot, Young-Sik Kim. On the Efficient Estimation of Min-Entropy. IEEE Transactions on Information Forensics and Security, 2021; 1 DOI: 10.1109/TIFS.2021.3070424

DGIST (Daegu Gyeongbuk Institute of Science and Technology). “Algorithms improve how we protect our data: New algorithms are much better at estimating the security level of encrypted data.” ScienceDaily, 4 May 2021. Diakses dari www.sciencedaily.com/releases/2021/05/210504112608.htm.

https://nextgen.web.id/jangan-kelewatan-yuk-kenali-algoritma-penjamin-keamanan-data-kamu/

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved