Implementasi solusi internet of things (IoT) untuk dapat mencapai smart manufacturing saat ini dinilai perlu untuk dilakukan
secara bertahap. Hal ini bertujuan untuk dapat mengurangi resistensi dari para
pelaku usaha, serta mencapai tingkat efisiensi yang maksimal bagi bisnis. Squad
Leader Manufaktur PT Telkom Tbk, Fariz Alemuda menuturkan, bahwa implementasi
IoT di era industri 4.0 merupakan suatu keniscayaan, terutama dengan adanya
disrupsi di industri manufaktur yang kerap terjadi pada era industri 1.0 hingga
3.0. Menurut Fariz, IoT harus mampu untuk menjadi solusi untuk berbagai masalah
bisnis dan industri. “IoT
haruslah menjadi solusi atas masalah yang terjadi di lapangan sehingga
memberikan manfaat yang nyata, agar penerimaan terhadap teknologi tersebut
meningkat,” tutur Fariz dalam keterangan resminya. Fariz
kemudian menjelaskan bahwa manfaat yang diberikan oleh teknologi IoT harus
memberikan keuntungan bagi pengguna, seperti misalnya peningkatan produksi,
peningkatan efisiensi, penurunan biaya operasional, hingga meningkatkan
kecepatan dalam mengambil keputusan. Sementara
Sekretaris APINDO Jawa Barat Martin B. Chandra menyampaikan, bahwa masih ada
beberapa hambatan dalam implementasi smart
manufacturing. Hambatan
tersebut antara lain seperti harga tinggi untuk investasi baru, mayoritas pengambilan
keputusan yang masih ada di tangan generasi baby
boomers, perlu
pelatihan khusus bagi SDM, hingga risiko PHK. Selain
itu, terdapat pula kekhawatiran akan dampak politis dari teknologi IoT yang
dibeli dari negara tertentu, serta ketergantungan atas sesuatu yang di luar
kuasa juga menjadi hambatan lain yang harus dihadapi. “Perusahaan
kini berhati-hati dalam menyikapi digitalisasi. Kekhawatiran utamanya adalah
biaya investasi yang harus dikeluarkan, ditambah risiko pengurangan tenaga
kerja bagi perusahaan padat karya yang banyak di Jawa barat,” jelas Martin. Key
Account Manager Signify Indonesia Firman Nur Gafi pada kesempatan yang sama
kemudian menjelaskan pula, bahwa solusi IoT yang diperlukan setiap industri
pasti berbeda. Hal ini karena permasalahan yang dihadapi setiap industri pasti
berbeda satu dengan lainnya. Menurut
Firman, ada aspek solusi yang dapat diterapkan untuk membantu perusahaan
memperoleh efisiensi yang diinginkan, serta meningkatkan margin tanpa perlu
mengorbankan sumber daya manusia 9SDM). Namun
terlepas dari hal tersebut, General Manager Industrial IoT Telkomsel fadli
Hamsani menilai bahwa tidak semua hal harus diubah menjadi solusi IoT. Fadli
menyebut, perlu ada penilaian dan evaluasi di awal untuk dapat melihat
titik-titik permasalahan industri untuk kemudian menghadirkan solusi IoT yang
sesuai dengan kebutuhan permasalahan. “Telkomsel
telah memiliki rekam jejak implementasi IoT untuk manufaktur. Kata kuncinya,
perlu adanya pemetaan kebutuhan di awal, melihat aspek mana yang perlu di
IoT-kan,” pungkas Fadli.
Sumber :
https://www.cloudcomputing.id/berita/iot-solusi-untuk-permasalahan-manufaktur |