Intinya, IoT mempunyai pengertian secara sederhana bahwa internet telah terintegrasi pada komputer, ponsel dan peralatan elektronik lainnya, dimulai dari benda-benda di sekitar kita, seperti kulkas, termos, kursi, meja, lampu lalu lintas, lampu belajar, dan benda lainnya yang dimungkinkan untuk ‘ditanami’ internet. Cara Kerja Internet of Things Secara keseluruhan, cara kerja dari IoT cukup sederhana. Hanya mengacu pada tiga elemen utama pada arsitektur IoT, yaitu barang fisik yang dilengkapi oleh modul IoT, perangkat koneksi ke internet seperti modem dan router wireless, serta cloud data center sebagai tempat penyimpanan aplikasi serta basis data. Seluruh elemen akan terhubung ke internet dan tersimpan dalam bentuk dan volume data yang besar dan beragam. Hal ini yang disebut sebagai Big Data. Data ini akan diolah dan dianalisa baik oleh Pemerintah, perusahaan maupun lembaga asing untuk kemudian dimanfaatkan demi kepentingan masing-masing. Peranan Informatika dalam IoT Bidang Informatika yang berhubungan sangat erat dengan IoT adalah bidang kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI). Dengan penggabungan konsep IoT dan AI, maka data yang masuk bisa lebih banyak dan akan berakibat pada proses bisnis yang lebih efisien. AI dapat membantu IoT dalam melakukan analisis. Seperti yang sudah diketahu, IoT menghasilkan data dalam jumlah yang sangat besar (big data) karena berbagai sensor yang digunakan. Data tersebut tidak akan berarti jika tidak dianalisis. AI membantu pengolahan dan analisis data menjadi lebih akurat dan cepat. Salah satu cabang dalam AI adalah pattern recognition atau pengenalan pola. Komputer akan membandingkan data untuk mencari sebuah pola. Penerapan tersebut dapat dilakukan oleh perangkat IoT dalam melakukan pengenalan dan verifikasi terhadap pengguna, seperti penerapan sistem keamanan pada smart home. Selain pengenalan pola, pembelajaran mesin (machine learning) merupakan cabang AI yang paling banyak digunakan. Machine learning akan menganalisis pola yang telah didapatkan untuk mengetahui perilaku pengguna. Mesin dapat mengetahui kesukaan atau hal yang sedang dibutuhkan oleh pengguna. Model tersebut membuka peluang yang sangat besar, khususnya bagi para pebisnis. Kenapa? Karena para pebisnis dapat mengetahui perilaku konsumen mereka sehingga sasaran penjualan menjadi lebih tepat guna dan dapat memberikan rekomendasi sesuai dengan minat konsumennya. Kolaborasi antara IoT dan AI menjadikan teknologi lebih mutakhir. AI membuat teknologi IoT menjadi user friendly dan responsif untuk lingkungan yang membutuhkan perubahan yang cepat, kemampuan mengenali pola, mempelajari dan mengambil keputusan. Kolaborasi ini akan membuat pengguna menjadi lebih puas dan dimengerti. Hal ini tentu saja membuat pengguna merasa aman dan nyaman. Nah, kalau kamu tertarik dengan bidang IoT, kamu bisa kuliah di program studi (prodi) Teknik Komputer Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Sedangkan kalau kamu tertarik pada bidang AI, kamu bisa kuliah di prodi Informatika UMN yang berfokus pada Aplikasi Cerdas dan Aman (Intelligent and Secure Application). Dilengkapi dengan materi pengayaan, program kerja magang, sertifikasi profesi berstandar Internasional, dan program riset teknologi yang didukung dengan laboratorium riset terkini, membuat lulusan UMN up-to-date dengan perkembangan zaman. Sumber : https://www.umn.ac.id/internet-things-iot-dalam-bidang-informatika/ |