"Dengan media pembelajaran yang kreatif anak akan lebih antusias dan tertarik dengan pembelajaran"

 Pasti kalian sudah tidak asing dengan Bali bukan? Namun pernahkah kalian mendengar nama Singaraja? Singaraja merupakan salah satu kota di Bali yang sering disebut kota pendidikan, tapi saya tidak setuju dengan hal tersebut. Jika memang kota pendidikan seharusnya pola pendidikannya jauh lebih maju dibanding kota - kota lain di Indonesia. Apalagi dalam masa pandemi yang mewajibkan semua orang berada di rumah termasuk siswa walaupun beberapa diantaranya telah mengadakan PTMT(Pembelajaran Tatap Muka Terbatas).  

  Namun hampir 90% siswa dalam masa pandemi ini merasa belum paham apa yang mereka pelajari apalagi dalam beberapa mata pelajaran yang membutuhkan penelitian untuk memahaminya seperti kimia, fisika, dan juga biologi. Ternyata ada beberapa digitalisasi pendidikan yang belum banyak terealisasikan di Indonesia seperti AR (Augmented Reality) dan VR (Virtual Reality). Saat melakukan pencarian saya menemukan bahwa Telkom Indonesia telah bekerja sama dengan smarteye.id dalam pengembangan VR dan AR untuk bisnis saja. Jika diperluas AR dan VR dapat berperan besar untuk dunia pendidikan yang sekarang mengharuskan siswa dan guru tidak berkontak fisik secara langsung.

Virtual Reality in the Classroom is Becoming the New Norm (sumber : gettingsmart.com)

Virtual Reality in the Classroom is Becoming the New Norm (sumber : gettingsmart.com)

   Jika Telkom Indonesia dapat membuat inovasi baru dimana AR dan VR dimasukkan kedalam dunia pendidikan juga, bisa saja pendidikan di Indonesia jauh lebih maju dibanding negara lain. AR dapat dibuat untuk media pembelajaran yang tidak dapat dilakukan secara langsung misalnya pengamatan pada suatu benda secara tiga dimensi. Hanya dengan menggunakan handphone atau laptop kita bisa mengamati sesuatu tanpa harus melakukannya secara langsung. Lalu untuk VR sendiri kita dapat melakukan hal - hal yang dilarang dalam masa pandemi ini. Misalnya pembelajaran olah raga yang tidak di perbolehkan namun dengan menggunakan VR yang menghubungkan seluruh alat gerak kita dengan sebuah virtual kita dapat melihat bagaimana guru kita mempraktekan gerak - gerakkan melalui virtual yang kemudian dapat kita kerjakan juga dan guru dapat menilai gerakkan kita tersebut.

   Uraian diatas yang merupakan pendapat pribadi saya sudah dapat menunjukkan betapa pentingnya digitalisasi pendidikan dengan AR dan VR di Indonesia apalagi dalam masa pandemi ini. Dengan pembelajaran menggunakan AR dan VR kita juga dapat belajar dengan menyenangkan dan kreatif selain itu lebih mudah di pahami. Di Singaraja sendiri AR dan VR baru dikenalkan dalam pembelajaran TIK walaupun tidak terlalu rinci. Salah satu penyebab AR dan VR belum banyak dipakai adalah karena bujet untuk membeli satu buah kamera VR yang cukup menguras kantong, paling jika memang diterapkan ke sekolah - sekolah, mungkin dalam satu sekolah hanya bisa membeli kurang dari sepuluh kamera VR dengan jumlah siswa yang ratusan bahkan ribuan. Untuk mengatasi  kurangnya bujet ini pemerintah dengan Telkom Indonesia seharusnya mencoba menciptakan gebrakan baru. 

   Menurut pendapat saya gebrakan baru ini dapat disebut "AR dan VR mendorong pemahaman siswa". Gebrakan ini bisa dilakukan dengan menggalangkan beberapa puluh ribu kamera VR yang diberikan ke sekolah - sekolah di Nusantara. Dengan inovasi baru ini diharapkan dapat mendorong wawasan siswa yang kini tertinggal jauh karena pandemi. Kegiatan - kegiatan yang tidak dapat berjalan dapat kembali dilakukan melalui VR dan AR seperti penelitian, percobaan, hingga kegiatan olah raga.

   Sebagai generasi muda juga kita dapat membuat media pembelajaran yang lebih banyak dengan AR misalnya kartu yang dapat di scan dengan handphone yang kemudian muncul dengan aplikasi scanner AR. Atau kita juga bisa membuat buku khusus yang bisa di scan juga sehingga siswa yang tidak suka membaca buku dapat dengan mudah mengerti pembelajaran melalui metode ini. Apalagi jika siswa tersebut memiliki cara belajar secara visual tentu saja hal ini semakin mendukung pemahamannya.

   Apa yang saya sampaikan diatas tersebut terinspirasi dari kendala yang saya alami selama pembelajaran jarak jauh dimana materi yang diajarkan guru seperti angin lalu yang tidak masuk ke otak karena tidak sepenuhnya paham terhadap materi yang diajarkan. Akan bagus bila adanya VR yang dapat menghubungkan guru dengan siswa tanpa harus bertatap muka.

Referensi: https://telkomcorpu.id/2021/07/21/bersama-smarteye-id-telkom-indonesia-kembangkan-berbagai-produk-augmented-reality-ar-dan-virtual-reality-vr/https://telkomcorpu.id/2021/07/21/bersama-smarteye-id-telkom-indonesia-kembangkan-berbagai-produk-augmented-reality-ar-dan-virtual-reality-vr/

Sumber :
https://www.digitalbisa.id/artikel/inovasi-ar-dan-vr-untuk-digitalisasi-pendidikan-masa-kini-76HUU

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved