Sejak metaverse
hadir, dunia virtual baru itu kini menjadi saluran pendapatan baru untuk
industri ritel terutama saat pasca-pandemi di mana konsumen sudah semakin
terbiasa dengan gaya hidup digital. Di metaverse,
industri ritel bisa membuat replika toko mereka dalam format digital dan
mengundang konsumen untuk mengunjungi meta store yang dapat
diakses melalui ponsel, komputer, atau perangkat virtual reality (VR) Oculus. Pengunjung dapat
merasakan pengalaman tiga dimensi layaknya dunia nyata di meta store terssebut.
Mereka dapat berinteraksi dengan penjaga toko, memilih produk bahkan berbincang
dengan teman-teman yang hadir juga di sana. Karena metaverse
dibangun menggunakan teknologi blockchain, di toko meta-ritel juga
dapat dilakukan transaksi jual beli. Jika mau, jenama bahkan dapat membuat
koleksi produk digital dan juga NFT (Non-Fungible Token)-nya sendiri dan
langsung dijual di meta store. Jika ada konsumen yang ingin berbelanja,
di metaverse transaksi pembayaran dapat dilakukan dengan menggunakan uang fiat
(mata uang sehari-hari) atau mata uang kripto. Perusahaan juga
dapat mengintegrasikan rencana kampanye marketing mereka ke dalam meta store,
misalnya dengan mengajak duta jenama Anda untuk mengunjungi meta store dan
mempromosikannya pada akun media sosial mereka. Begitu alamat meta
store dipublikasikan, publik akan segera mengetahui dan bersiaplah menerima
kunjungan dari warganet. Kehadiran duta jenama di meta store dimana konsumen
dapat berdiskusi langsung dengannya tentu akan menjadi gimmick yang
menarik. “Kelebihan
metaverse adalah lewat meta store perusahaan dapat mewujudkan imajinasi yang
paling kreatif yang pernah ada kepada konsumen, dan di saat yang sama konsumen
tetap dapat mengenal dan mempelajari produk seperti halnya di toko fisik,” ujar
Marco Widjojo, CEO SALT. Agar meta store
dapat berjalan dengan sukses, konsumen sebaiknya memiliki gawai yang memadai,
bisa berupa ponsel atau komputer dan tentunya koneksi internet yang baik.
Kemungkinan konsumen akan membutuhkan waktu sebelum akhirnya benar-benar
terbiasa melakukan navigasi dan eksplorasi di dalam meta store. Kelebihan
lainnya, meta store dapat diakses dari mana saja di dunia. Harus diakui bahwa
konsumen dari kalangan generasi Z lebih banyak menghabiskan waktu di dunia
digital. Kebanyakan generasi yang lahir antara tahun 1997 – 2012 ini sudah
memegang ponsel dari usia yang sangat muda dan kini mereka eksis di sosial
media atau gim mobile. Menurut
sebuah studi, 81% konsumen global setuju jika eksistensi jenama di ranah
digital sama pentingnya dengan eksistensi dalam bentuk toko fisik. Dunia
metaverse pun berkembang dengan pesat dan saat ini telah hadir meta
societies. Karena itu sekarang adalah saat yang terbaik bagi industri ritel
untuk mulai melirik metaverse. Sumber :
https://techbiz.id/2022/04/industri-retail-banyak-gunakan-metaverse/ |