|
Samuel Christian Tjahyadi, praktisi robotika Next System Robotic Learning Center, mengakui robot-robot edukatif menjadi pilihan yang paling laris dalam serial permainan robot yang kini banyak diminati anak. “Robot untuk edukasi adalah perkembangan terkini. Dalam peta penggemar robotika dari SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi, pemain robotika kini lebih banyak ke usia SD, porsinya sampai 40%-50%,” katanya. Beberapa pabrikan komersial seperti Lego, Fischertechnik, dan juga produsen asal Korea, Roborobo, menyediakan serial robotika edukatif yang dikemas dalam paket komponen sehingga harus disusun agar menjadi model sesuai dengan instruksi, seperti crane, robot berjalan, robot industri, jembatan, hingga traktor. Tidak hanya robot komersil yang ada dalam dunia robotika, Christian kini menggagas robot lokal -jika boleh disebut indie- yang khusus untuk pembelajaran atau Robot Edukasi.
Perangkat robot lokal ini mestinya bisa menjadi garis baru dalam tren robotika di dalam negeri. Sayang, Christian mengakui itu terganjal kapitalisasi modal untuk memproduksi perangkat. “Tidak hanya bisa maju, mundur, berputar, atau menyusun robot seperti dalam kemasan, tetapi bagaimana kita membuat robot lebih cerdas dengan pemograman atau penambahan perangkat seperti sensor dan sebagainya.” sumber: |
