Pertempuran di bidang cyber security
memakan banyak korban, baik dari sisi penyerang maupun yang bertahan. Tercatat
jaringan kriminal Emotet, Darkside dan Revil berhasil dilumpuhkan oleh
komunitas sekuriti dengan bantuan pihak berwenang.
Namun sebaliknya, korban industri sekuriti juga
berjatuhan seperti Solarwinds, Kaseya dan Log4J yang menunjukkan bahwa
distribusi software keamanan terpercaya sekalipun tidak steril dari ancaman
sekuriti.
Data intelijen ancaman, trend dan detail
Brightcloud Threat report 2022 ini merupakan data yang dikumpulkan secara
berkesinambungan dan secara otomatis dirangkum dari platform Brightcloud yang
merupakan sistem otak dari sistem proteksi Webroot dan layanan Brightcloud.
86,3 % Malware Unik per komputer dan
tidak terdeteksi antivirus
Sebenarnya, di tahun 2020 menuju tahun 2021,
terjadi penurunan malware yang menyerang sistem Windows lebih dari 58 % dan
diperkirakan trend ini akan berlanjut di tahun 2022. Sekalipun ada penurunan 58
%, sistem Windows yang diproteksi oleh Webroot masih mendeteksi lebih dari 1
juta malware baru setiap harinya.
Ini adalah angka yang cukup mengejutkan dan diduga
ada beberapa penyebab. Penyebab pertama adalah berhasil dihentikannya operasi
organisasi di belakang cybercrime besar Emotet, DarkSide dan Revil, migrasi
Windows 7 ke Windows 10 yang memberikan peningkatan pengamanan terhadap
penggunanya serta perubahan teknik serangan dimana demi menghindari deteksi
dari program antivirus, pembuat malware akan menghindari menyebarkan file
malware baru yang akan dapat diidentifikasi oleh antivirus tradisional melalui
jalur konvensional seperti email, website dan file sharing.
Tetapi memilih menginjeksi aplikasi/proses sistem
yang sedang berjalan dengan malware baru sehingga lebih sulit diidentifikasi
dan dihentikan. Hal ini terlihat dari fenomena lanjutan dimana 86,3 % malware
yang terdeteksi menginfeksi komputer unik ditujukan pada setiap komputer yang
diserang.
Artinya dari 100 % malware yang menyerang setiap
komputer, 86,3% malware unik karena menggunakan teknik evasi dan hanya
ditemukan pada komputer tersebut. Hanya tersisa 13,7% malware yang sama
ditemukan pada komputer lain.
Dengan tingkat ancaman seperti ini, perlindungan
antivirus tradisional berbasis update definisi yang mengandalkan signature dan
file hash menjadi kurang efektif karena hanya mampu mendeteksi 13.7 % ancaman
dan sisanya 86,3 % akan lolos dan bisa menjalankan aksinya dengan bebas.
Gambar di bawah ini memperlihatkan bahwa malware
yang teridentikasi menginfeksi proses .dll dan terdeteksi oleh Webroot sebagai
W32.Malware.Gen atau malware generik alias belum pernah teridentifikasi
sebelumnya.
Evolusi malware dan perlindungan malware 2022
Hal ini menjelaskan mengapa banyak sistem komputer
yang sudah diproteksi dengan antivirus tradisional terupdate sekalipun masih
kerap menjadi korban serangan ransomware sekalipun sudah menggunakan metode
polimorfik untuk mendeteksi malware baru karena pembuat malware secara khusus
membuat varian baru secara otomatis untuk mengelabui deteksi polimorfik setiap
kali menjalankan aksinya.
Karena deteksi malware berbasis definisi dengan
mudah dikalahkan oleh pembuat malware, maka teknologi dan terobosan baru
seperti journal dan rollback system bisa melindungi lebih baik dimana setiap
proses yang baru dan tidak dikenali akan dibiarkan berjalan dalam gelembung
khusus dan diamati secara cermat dengan deteksi cloud dan ketika ditemukan
proses/aplikasi tersebut melakukan aksi jahat, maka proses tersebut akan
langsung dihentikan dan semua perubahan yang sudah dilakukan oleh proses
tersebut sudah di-journal dan akan dikembalikan secara otomatis dengan metode
rollback.
Karena sifatnya yang sangat dinamis ini, pengguna
komputer individual dan bisnis tidak akan pernah benar-benar aman. UMKM selalu
terancam pada ancaman ransomware yang berevolusi dan menambahkan aksi ekstorsi
dimana jika korbannya tidak bersedia membayar data yang berhasil dienkripsi,
maka data tersebut akan disebarkan ke publik.
Karena evolusi ancaman malware yang berkembang
pesat dan berpacu dengan teknologi perlindungan antivirus dimana teknik
evasi/menghindari deteksi antivirus berkembang dengan sangat cepat. Terbukti
dengan banyaknya ransomware yang tetap berhasil mengenkripsi sistem yang sudah
diproteksi dengan antivirus tradisional yang terupdate.
Maka pemilihan proteksi antivirus yang tepat
menjadi hal yang sangat penting dan tidak cukup hanya mengandalkan solusi
konvensional yang sudah terkenal saja. Perlindungan sekuriti harus ikut
berevolusi untuk menghadapi ancaman sekuriti yang juga berevolusi.
Sumber :
https://inet.detik.com/security/d-6107990/evolusi-ancaman-malware-dan-antisipasinya
|