Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan big data telah mengambil bagian dalam kehidupan sehari-hari manusia saat ini, terlepas dari fakta bahwa masih banyak yang belum menyadarinya. Seiring dengan semakin meningkatnya fungsi AI dan big data, jutaan manfaat pun berpotensi muncul. Kecerdasan buatan dan big data juga bisa mengendalikan masa depan dunia digital. Simak ulasannya berikut ini!

 Kemampuan AI dan big data

Sebagai gambaran sederhana, AI merupakan mesin dengan kemampuan melakukan berbagai hal yang membutuhkan kecerdasan, bila dikerjakan manusia. Contohnya, memahami bahasa manusia secara natural, mengenali wajah dalam foto, mengemudikan kendaraan, atau menerka buku yang mungkin kita sukai. AI juga membuka kemungkinan untuk menyelesaikan suatu tugas setelah melakukan pembelajaran lewat proses trial and error.

Sementara itu, big data merupakan himpunan data dalam jumlah besar yang sulit ditangani oleh manusia secara manual maupun aplikasi pemroses data tradisional. Big data juga menjamin pemrosesan data memberikan manfaat nyata bagi perkembangan bisnis suatu perusahaan.

 AI tingkatkan gross value added

Berdasarkan data dari Accenture dan Frontier Economics yang diolah Statista, AI memiliki potensi untuk meningkatkan gross value added (GVA) negara-negara di dunia pada tahun 2035. Pada tahun tersebut, AI diperkirakan dapat meningkatkan GVA Amerika Serikat dari 2,6 persen menjadi 4,6 persen, United Kingdom dari 2,5 persen menjadi 3,9 persen, Belanda dari 1,6 persen menjadi 3,2 persen dan Jepang dari 0,8 persen menjadi 2,7 persen.

Pendapatan pasar AI global juga diperkirakan akan terus meningkat. Jika pada tahun 2015 hanya mencapai angka US$ 126 miliar, maka pada tahun 2024 angkanya diproyeksikan mampu menembus US$ 3 triliun.

 Faktor keamanan

Saat ini, banyak sekali penelitian yang sedang dilakukan untuk menjamin faktor keamanan AI di masa depan. Penelitian itu tidak hanya dilakukan oleh para pengembang model AI, tapi juga universitas dan lembaga independen. DeepMind, yang merupakan bagian dari grup Alphabet (perusahaan induk Google Inc.) merupakan salah satunya. Mereka percaya AI tetap merupakan kunci menuju masa depan, dan akan menjadi bagian yang lebih terintegrasi dalam kehidupan masyarakat global.

 Pemanfaatan untuk e-commerce

Serupa dengan AI, layanan big data yang baru seumur jagung juga memiliki potensi besar. Peneliti dari University Technology Sydney (UTS), Wayne Brookes, menyebut layanan big data saat ini masih baru, sehingga industrinya memang belum stabil. Namun, penggunaan big data di masa depan dapat membuat suatu industri bertumbuh, seperti yang sedang dilakukan oleh para pemilik industri e-commerce.

Seperti dikutip bisnis.com, pemanfaatan big data berpotensi mendorong daya saing industri dalam masyarakat ekonomi Asean. Dengan demikian, industri tersebut akan berada pada barisan terdepan dalam tren global. International Data Corporate (IDC) memprediksi pendapatan global dari big data dan analisa bisnis akan tumbuh hingga US$ 187 miliar dalam tiga tahun mendatang.

Selain itu, data sebesar 2,5 quintilion bytes juga akan ditambahkan pada global pool setiap harinya. Data yang telah dikumpulkan berasal dari sensor pemantauan iklim, situs media sosial, gambar digital dan video, pembelian dan transaksi online dan ponsel.

 Peluang bagi data engineer dan data scientist

Wayne mengatakan perkembangan big data yang dinilai sangat cepat dewasa ini ,membuat pekerjaan data engineer dan data scientist ?menjadi diminati dalam dunia pekerjaan. Dengan statistik dan manfaat sedemikian rupa, terlepas dari kemungkinan risiko yang dibawanya, potensi AI dan big data jelas begitu sayang untuk disia-siakan. 

Sumber :

https://www.ekrut.com/media/masa-depan-dunia-digital-di-tangan-ai-dan-big-data

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved