Kecanggihan Chat GPT kini tengah menjadi perbincangan publik. Perangkat lunak yang dikembangkan oleh Open AI ini disebut-sebut bakal menggantikan Google di masa depan.
Namun di tengah popularitas Chat GPT saat ini, beredar pula aplikasi palsunya.
Pengguna perlu waspada, karena aplikasi Chat GPT Palsu bisa menguras isi rekening Anda.
Lantas, apa itu Chat GPT?
Berikut tersaji penjelasan dan daftar aplikasi Chat GPT Palsu yang beredar di Google Play Store maupun Apple App Store yang harus segera dihapus juka sudah terlanjur mengunduhnya!
Arti Kata Chat GPT
Chat GPT merupakan singkatan dari Generative Pre-Trained Transformer.
Untuk diketahui, Chat GPT adalah sebuah perangkat lunak yang dikembangkan oleh Open AI.
Sementara Open AI merupakan platform kecerdasan buatan yang didirikan pada tahun 2015 oleh Sam Altman dan Elon Musk.
Open AI, perusahaan asal Negeri Paman Sam ini fokus mengembangkan teknologi Artificial Intelligence (AI).
Lalu pada akhir November 2022, OpenAI secara resmi mengumumkan versi prototipe dari chatbot AI terbaru mereka yang diberi nama Chat GPT.
Chatbot ini dibuat berdasarkan GPT-3.5, sebuah model bahasa alami yang menggunakan proses pembelajaran deep learning.
Chat GPT ini langsung menggemparkan industri teknologi dan internet.
Pasalnya, chatbot ini bisa menjawab pertanyaan user dengan langkah yang sama seperti manusia namun dalam bentuk teks otomatis.?
Chatbot tersebut dapat memberikan jawaban ketika pengguna mengirimkan pertanyaan atau perintah untuk membuat sesuatu dalam bentuk teks.
Contohnya, ketika anda meminta untuk membuatkan puisi dengan tema ?Sahabat?, Chat GPT pun memberikan jawaban dengan struktur kata yang baik.
Selain membuat puisi, Chat GPT juga bisa juga bisa melakukan hal lain berbasis teks, seperti menjelaskan cara kerja dari sebuah benda, mendeskripsikan sesuatu, membuat rencana perjalanan, menulis esai, dan banyak hal lainnya.
Saat ini, selain bahasa Inggris, Chat GPT juga telah mendukung bahasa Indonesia.
Jadi, pengguna di Indonesia bisa mengajukan pertanyaan atau perintah dalam bahasa Indonesia yang kemudian akan mendapat jawaban dalam bahasa yang sama.
Sejak prototipe Chat GPT bisa dicoba oleh publik pada akhir November lalu, banyak orang yang kagum dengan kemampuannya dalam berpikir dan menghasilkan teks.
Hal itu pun membuat Chat GPT viral di media sosial.
Meskipun banyak orang terkesima dengan kemampuan Chat GPT, namun chatbot ini juga tidaklah sempurna.
Pasalnya, Chat GPT masih rentan memunculkan misinformasi dan bias.
Tapi hal itu bisa dimaklumi, mengingat chatbot ini masih dalam tahap uji coba yang tentunya masih membutuhkan banyak masukan dan evaluasi untuk pengembangannya.
Di tengah viralnya Chat GPT, Tribunners perlu berhati-hati.
Jangan sampai mengunduh aplikasi Chat GPT palsu.
Sebab aplikasi Chat GPT palsu dapat membuat saldo rekening penggunanya terkuras habis.
"Apa yang kami temukan adalah beberapa aplikasi tidak bersih dan palsu yang tidak memberikan nilai bagi pengguna.
Sebaliknya, mereka menginvasi privasi mereka untuk menggunakan data mereka.
Informasi lokasi Anda dibagikan dengan ByteDance, Amazon, Appodeal, dan InMobi, antara lain, melalui aplikasi ChatGPT AI Writing Assistant," ujar pihak Top10VPN dikutio dari Gizchina.
Daftar aplikasi Chat GPT palsu yang harus segera dihapus dari perangkat: Android:
AI Chat Companion ChatGPT 3: ChatGPT AI Talk GPT - Talk to ChatGPT ChatGPT AI Writing Assistant Open Chat - AI Chatbot App App Store (iOS):
Open Chat - AI Chatbot Wisdom AI - Your AI Assistant Chat AI: Personal AI Assistant Alfred - Chat with GPT 3 TalkGPT - Talk to ChatGPT Write For Me GPT AI Assistant Genie - GPT AI Assistant Selain itu, untuk menjaga rekening Anda tidak mudah dibobol oleh peretas.
Berikut beberapa cara mengamankan isi rekening yang bisa Anda lakukan: 1. Jangan Asal Pakai WiFi
?
Bila tak ingin jadi korban peretasan, Anda perlu waspada setiap kali hendak menyambungkan ponsel ke jaringan WiFi. Hal ini kerap disepelekan, padahal berdampak fatal bila diabaikan. Apalagi jika sumber WiFi tidak jelas asalnya.
Pasalnya, para hacker kerap menciptakan hotspot palsu untuk mengelabui korban. Hotspot palsu ini nantinya akan menciptakan access point yang bisa mencegat arus data WiFi. Kondisi ini membuat hacker bisa mengamati aktivitas ponsel penggunanya.
2. Siapkan Dua Nomor Atau Ponsel Cadangan
?
Tips melindungi m-Banking lainnya menurut pengamat IT, Rudi Arianto adalah memakai dua nomer atau ponsel yang berbeda. Menurutnya, memisahkan antara nomor untuk transaksi online dengan komunikasi sehari-hari bisa meminimalisir kejahatan siber. Pasalnya, nomor yang terpakai untuk kepentingan perbankan minim disebarluaskan. "Selain itu, cara saya menjaga privasi dengan menggunakan dua nomor hape. Yang satu saya pakai untuk perbankan dan nomer tersebut tidak saya sebarluaskan. Dan satu lagi saya pakai untuk transaksi yang kecil-kecil seperti Gopay, OVO, dan lain-lain," saran Rudi.
3. Selalu Pasang Password Pada Ponsel
?
Pastikan Anda selalu memasang password pada ponsel. Adanya password akan meningkatkan keamanan pada ponsel. Dengan begitu, orang lain tak bisa membobol ponsel Anda begitu saja.
Atur password dengan kode yang Anda sendiri mudah menghafalnya. Jangan mengatur password dengan kode yang mudah ditebak oleh orang lain. Bila perlu, beri password di setiap aplikasi yang Anda rasa penting dan privasi.
4. Jangan Install Atau Unduh Aplikasi Sembarangan
? Tips selanjutnya yakni jangan install atau unduh aplikasi secara sembarangan. Unduh aplikasi dari store yang resmi. Bukan tidak mungkin, aplikasi ilegal menjadi modus kejahatan malware sehingga pelaku dengan mudah membobol ponsel korban. Saran ini disampaikan oleh Teguh Wilidarma selaku Presales Consultant Trend Micro Indonesia.
"Aplikasi harus di-download menggunakan store resmi. Dilihat dari review di aplikasi, positif atau negatif, dan juga reputasi penyedia. Memastikan jika ditemukan aplikasi ini melakukan sesuatu yang di luar batas normal. Perlu bersikap semakin kritis," terang Teguh.
5. Waspadai Permintaan Informasi Yang Tidak Wajar
?
Anda juga perlu waspada bila ponsel mengeluarkan notifikasi atau informasi tidak wajar. Misalnya, permintaan untuk memasukkan kode akses atau verifikasi email. Termasuk, notifikasi mengenai aktivitas rekening, sedang Anda tak melakukan transaksi apapun.
Bisa jadi, saat itu ponsel Anda tengah berusaha dibobol oleh pelaku malware. Bila dirasa semakin mencurigakan, Anda bisa segera menghubungi pihak call canter atau segera datang ke bank resmi. Minta pihak bank untuk memeriksa dan mengamankan rekening Anda. 6. Bekali Ponsel Atau Perangkat Keras Dengan App Anti Virus
Tips selanjutnya adalah membekali ponsel dengan aplikasi anti virus. Dengan begitu, ponsel Anda akan teramankan dari link atau aplikasi yang berbahaya. Anti virus juga bisa mendeteksi apakah aplikasi atau file yang Anda unduh terjamin keamannya.
Cara ini bisa meminimalisir m-Banking atau data pribadi terbobol oleh maling. Pilih anti virus yang sudah terjamin keamanan dan asalnya. Jangan asal memilih anti virus karena hanya akan menjadi bumerang untuk Anda.
7. Selalu Perbarui Perangkat Ponsel
?
Banyak orang kerap mengabaikan pembaruan perangkat pada ponsel. Padahal, selalu memperbarui sistem operasi dan aplikasi pada perangkat adalah hal yang penting. Dengan memperbarui perangkat, sistem keamanan pada ponsel ikut meningkat. Bila perlu, atur pembaruan secara otomatis dengan mengaktifkan di bawah pengaturan ponsel Anda. Dengan begitu, ponsel Anda akan otomatis terupdate bila muncul versi upgrade terbaru.
8. Matikan Bluetooth Saat Tak Digunakan
?
Jangan lupa mematikan fitur Bluetooth pada ponsel bila dirasa sudah tak terpakai. Serangan terhadap koneksi Bluetooth yang tidak diamankan dengan benar dapat memberi peretas akses ke informasi, perangkat, dan jaringan sensitif lainnya.
Karena itu, pastikan Bluetooth ponsel Anda dinonaktifkan bila tak ingin muncul kejahatan malware. Anda juga harus berhati-hati ketika hendak berkirim data melalui Bluetooth dengan seseorang yang tak Anda kenal dekat.
9. Cek rekening dan m-Banking Secara Berkala
? Terakhir, sering-seringlah mengecek jumlah saldo dan aktivitas m-Banking secara berkala. Dengan begitu, Anda tak akan terlambat melapor atau mencari solusi bila kemungkinan muncul perampokan online.
Pastikan Anda mengingat jumlah saldo di dalam rekening. Bila dirasa ada transaksi mencurigakan yang tak Anda lakukan, segera melapor ke pihak bank agar dilakukan pengamanan atau pemblokiran rekening.
Sumber : Klik Disini
|