Istilah Big data pertama kali muncul pada tahun 2000 oleh seorang analis industri dari Barat bernama Doug Laney. Secara global pengertian Big data adalah data tentang banyak hal yang terkumpul dalam volume berukuran sangat besar dengan kecepatan yang cepat. Big data dapat dianalisa dan diolah untuk keperluan pengambilan keputusan (desicion making), strategi bisnis, dan prediksi bisnis. Dalam termninologi manajemen data klasik, berkaitan dengan pertambahan volumenya, Big data dapat dianggap sebagai data yang tidak bisa dipecahkan dengan database (basis data) maupun aplikasi pengolah data tradisional. Kenapa kita jadi menyinggung database? Karena pada implementasinya, konsep Big data ini dapat disebut sebagai database yang sangat besar ukurannya, Very Large Database (VLDB) yang konfigurasinya menggunakan Database Management System (DBMS). Di dalam suatu Big data, bercampur data antara data yang terstruktur maupun data yang tidak terstruktur. Jika Anda berpikir bahwa NoSQL itu cukup rumit, maka Big data berpuluh-puluh kali lebih rumit dari itu. Kalaupun ada program atau aplikasi yang dirancang khusus untuk mengelolanya, maka aplikasi tersebut memerlukan rancangan algoritma dan query yang tidak umum. Framework dan aplikasi yang digunakan untuk mengelola data yang besar tersebut tidak secara langsung terhubung dengan semua data, melainkan menggunakan metode analisis. Framework atau aplikasi untuk mengelola data yang besar tersebut biasa disebut sebagai ‘big data application analysis framework‘ namun ada juga yang menyebutnya sebagai ‘big data tools‘ saja Manfaat Big DataBig data baru bisa bermanfaat setelah dilakukan analisis. Analisis di sini dapat kita analogikan dalam framework yang jauh lebih kecil, seperti ketika kita melakukan query terhadap database di SQL server. Namun, dalam skala data yang sangat besar dan masif, jenis datanya akan lebih bervariasi, volume datanya lebih besar, dan strukturnya lebih kompleks. Sejak konsep teknologi ini dicetuskan, diimplementasikan, dan dikembangkan framework-nya, Big data sudah mampu memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Mengutip informasi dari techinasia.com, berikut ini sedikit rangkuman contoh pemanfaatan Big data di Indonesia yang dipresetasikan pada konferensi ‘Big Data Week Indonesia’ pada tahun 2015 (4 tahun yang lalu). 1. Sistem informasi pertanianRegi Wahyu, CEO dari Mediatrac, sebuah perusahaan analisis Big data merekrut sejumlah mahasiswa berbakat dari Universitas Padjadjaran untuk melakukan riset di sebuah areal persawahan di Jawa Barat. Informasi-informasi yang didapatkan dari hasil riset-riset tersebut dikumpulkan menjadi sebuah Big data yang bisa dimanfaatkan para petani untuk meningkatkan produksi panen, memprediksi waktu yang tepat untuk bercocok tanam, dan lainnya. 2. Sistem informasi perpajakanAnalisis Big data pada Direktorat Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) masih dalam tahap pengembangan. Dengan analisis Big data diharapkan dapat menyelesaikan masalah berkaitan dengan rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak. Kepala Dirjen Pajak pada saat itu, Iwan Djuniardi, dalam demo presentasinya menampilkan visualisasi yang detail seperti analisis silsilah keluarga, jenis dan barang kekayaan, serta jenis pajak dan status pembayaran pajak. 3. Sistem informasi bencanaQuick Disaster merupakan aplikasi untuk Google Glass yang akan membantu pengguna saat dan setelah terjadi bencana. Misalnya saat terjadi gempa, Google Glass akan memberitahukan informasi tentang apa saja yang perlu dilakukan pengguna, lalu memberikan rekomendasi jalur-jalur evakuasi setelah bencana terjadi. Aplikasi Quick Disaster dikembangkan oleh seorang peneliti dari Universitas Gajah Mada (UGM) bernama Daniel Oscar Baskoro. 4. Sistem informasi kesehatanMasih dari UGM, seorang peneliti sektor kesehatan bernama Anis Fuad, menjelaskan bahwa klinik dan rumah sakit di Indonesia masih menggunakan aplikasi sendiri-sendiri untuk mencatat data pasien. Data yang dikirim ke Dinas Kesehatan pun masih minim dan kurang lengkap. Dengan memanfaatkan analisis Big data untuk sektor kesehatan akan meningkatkan akurasi prediksi penyakit dan tingkat kesehatan penduduk di seluruh tanah air secara terpusat. Saat ini, masalah tersebut perlahan ditindaklajuti dengan mulai dibangunnya database pada sistem BPJS online. 5. Sistem informasi bahasaRuli Manurung dari Universitas Indonesia (UI) mengutarakan bahwa kita bisa mengklasifikasi dan mengelompokkan jutaan kata-kata dalam Bahasa Indonesia menggunakan Big data. Selain itu juga bisa digunakan untuk melakukan pemetaan kalimat sebagai pendukung aplikasi penerjemahan bahasa asing ke bahasa Indonesia atau sebaliknya. Karakteristik Big Data (5V)
|