Ada ratusan aplikasi di Android yang dikatakan berbahaya yang mampu merampok uang korbannya. Para pengguna diminta untuk menghapusnya jika ada dalam ponsel mereka.Perusahaan software cybersecurity, Avast menemukan ada 151 aplikasi yang menjadi bagian kampanye penipuan SMS premium. Aplikasi palsu ini menyamar menjadi tools yang sah dari edit foto, filter kamera, game serta pemindai kode QR.Avast menjelaskan alasan banyak pengguna yang tertipu dengan aplikasi jahat tersebut. Salah satunya identik dalam struktur digunakan berulang kali dan menyamar menjadi aplikasi asli lewat profil yang dibuat dengan baik di Play Store. Foto fitur dan deskripsi aplikasi ditampilkan sangat menarik. Selain itu juga terdapat ulasan yang rata-rata tinggi."Namun setelah diperiksa, mereka memiliki pernyataan kebijakan privasi umum dan menampilkan profil pengembang dasar termasuk alamat email umum. Mereka juga cenderung memiliki review negatif dari pengguna yang mengidentifikasi aplikasi sebagai penipuan," jelas Avast.Selain itu aplikasi ini ternyata diiklankan di sejumlah platform media sosial lain seperti Facebook, Instagram dan TikTok.Modus para pelaku adalah korban bisa mendaftar ke layanan SMS mahal. BGR mencatat ini terjadi dalam waktu yang singkat sebelum korban tahu telah kehilangan uang, dikutip Selasa (2/11/2021).Kampanye aplikasi UltimaSMS itu akan mendapatkan sejumlah data dari para korban. Seperti lokasi ponsel, nomor IMEI dan nomor untuk mengetahui kode area negara dan bahasa yang digunakan dalam penipuan.Jadi saat pengguna membuka aplikasi, akan ditampilkan dalam layar permintaan untuk memasukkan nomor ponsel dan atau alamat email dalam bahasa yang digunakan.Setelah memasukkan informasi, maka aplikasi akan mendaftar layanan SMS premium yang bisa bernilai hingga US$40 ( Rp 570 ribu) per bulan. Saat itu, aplikasi akan menampilkan lebih banyak pilihan atau hanya berhenti bekerja dan berikutnya korban akan mengeluarkan uang pada layanan penipuan tiap minggunya.Google Play Store telah menghapus aplikasi berbahaya tersebut, berikut beberapa diantaranya:
BGR mengatakan pastikan untuk tidak memilikinya dalam ponsel, namun jika ada hapus segera.sumber: |