Spoofing adalah salah satu bentuk kejahatan dunia maya atau cyber crime yang perlu Anda waspadai. Menurut Indonesia Computer Emergency Response Team (ID-CERT), di antara 120 ribu kasus network incident yang terjadi, didominasi oleh spoofing. Kasus semacam ini bisa menyerang siapa saja, mulai individu sampai dengan bisnis. Lantas, apa itu spoofing? Dan, bagaimana cara untuk mencegahnya? Jangan khawatir. Berikut akan kami jelaskan secara tuntas mulai dari pengertian spoofing, jenis, dan cara pencegahannya. Apa itu Spoofing?Spoofing adalah salah satu bentuk penipuan online yang dilakukan dengan cara menyamar sebagai seseorang / pihak tertentu. Biasanya, penipu akan berkedok sebagai individu atau organisasi yang memang sudah Anda kenal. Dengan begitu, mudah saja untuk mereka mendapatkan kepercayaan Anda. Hasilnya, mereka akan gampang melakukan tindakan seperti mencuri data, mencuri uang, atau merusak sistem keamanan perangkat / server Anda. Modus kejahatannya pun bisa berbagai macam. Ada yang menggunakan malware atau melakukan serangan DDoS. Semua tergantung dari jenis spoofing itu sendiri. Berikut adalah jenis-jenisnya:
Untuk penjelasan lebih lengkapnya, langsung saja simak bagian selanjutnya. Mengenal Berbagai Jenis SpoofingSebelum kami menjelaskan bagaimana cara menghindari spoofing, ada baiknya Anda kenali dulu apa saja jenis-jenis spoofing sebagai berikut: 1. Email SpoofingEmail spoofing merupakan aksi penipuan dengan mengirimkan pesan email yang memakai alamat palsu atau bermodus sebagai pihak tertentu. Cara ini pun sama seperti yang dilakukan pada phishing. Tujuannya adalah untuk meminta target melakukan apa yang diperintahkan pelaku. Misalnya, mengklik link yang berisikan malware agar pelaku bisa mudah melakukan pencurian data, merusak sistem server dengan malware, hingga kasus yang terparah seperti meminta jaminan uang. Dari sekian banyaknya jenis spoofing, email spoofing adalah salah satu yang paling sering terjadi. Apalagi, cara kerja spoofing email ini memang lebih mudah terjadi karena tidak adanya sistem otentikasi dari sistem Simple Mail Transfer Protocol (SMTP). Ditambah, saat ini juga telah banyak tersedia layanan fake sender generator yang tersebar di internet. Contoh email spoofing adalah ketika penipu mengirimkan Anda email atas nama PayPal. Mereka berpura-pura memberi tahu bahwa ada sebuah transaksi yang dilakukan oleh pihak lain dengan memakai akun Anda. Setelahnya, mereka meminta Anda untuk memberikan konfirmasi dan segera mengganti akun password PayPal melalui link yang mereka kirimkan. Dengan desakan seperti ini, besar kemungkinan Anda akan menuruti perintah pelaku untuk membuka link tersebut. Dan saat itulah jebakan terjadi! Tanpa disadari, link yang Anda klik mengandung malware yang dapat menyusup ke perangkat Anda — misalnya komputer atau handphone — lalu mengancam sistem keamanan ataupun data penting di dalamnya. Meskipun email spoofing merupakan jenis yang paling rentan terjadi di setiap orang, bukan berarti kejahatan ini tidak bisa dideteksi. Ada beberapa ciri-ciri pesan email spoofing, yaitu:
3. Website atau URL SpoofingJenis spoofing kedua adalah website atau URL spoofing. Sesuai namanya, kejahatan cyber crime satu ini mengandalkan website sebagai trik untuk mengelabui korban. Caranya adalah pelaku membuat website palsu dan menjiplak keseluruhan tampilan website yang ditiru. Mulai dari nama, logo, halaman login, bahkan nama domain yang sekilas terlihat persis dengan yang asli. Lalu, biasanya pelaku melakukan aksinya bersamaan dengan email spoofing. Ia akan mengirimkan pesan berisikan link yang nantinya akan mengarahkan Anda ke website mereka. Selain untuk memperoleh username atau password, penyerang website spoofing juga memanfaatkan trik ini untuk menyisipkan malware ke perangkat Anda. Sehingga mereka bisa mudah untuk mencuri data-data penting Anda lainnya. 3. Caller ID SpoofingApakah Anda pernah mendapatkan panggilan masuk dari nomor ID yang terlihat aneh? Misalnya nomor tersebut muncul dengan angka hanya 4 digit seperti +6666 atau angka lainnya yang bukan datang dari nomor ID secara umum? Jika iya, bisa jadi Anda merupakan salah satu korban caller ID spoofing. Caller ID spoofing merupakan tindakan yang memungkinkan seseorang untuk mengganti nomor ID telepon saat melakukan panggilan keluar. Nomor ID tersebut bisa diubah sesuka hati sesuai keinginan pelaku. Hal ini dilakukan para pelaku spoofing agar Anda tidak bisa melacak nomor mereka. Dengan begitu, pelaku bisa mudah melakukan penipuan dengan menyamar sebagai pihak tertentu. Apalagi cara kerja spoofing ini mudah dilakukan semenjak banyaknya jasa yang menawarkan layanan penggantian nomor ID di internet. Skenario pelaku spoofing caller ID pun bisa beragam. Ada yang berkedok sebagai pegawai bank yang ingin menagih hutang. Ada yang menyamar sebagai brand ternama untuk memberikan door prize. Hingga terparahnya, ada pula pelaku yang tidak cuma menyerang individu, tapi juga perusahaan besar. Misalnya seperti kasus yang terjadi di tahun 2018 pada sebuah perusahaan asuransi di Amerika bernama Petell Teece Insurance. Perusahaan tersebut bercerita kalau mereka mendapatkan panggilan misterius sebanyak 300 kali dalam satu jam. Dengan menggunakan nomor ID berawalan kode lokal, pelaku berlagak seolah-olah ia baru saja mendapatkan missed call dari pihak asuransi tersebut dan berniat untuk menelepon balik. Trik ini dilakukan agar pelaku bisa melakukan percakapan dengan staf asuransi. Baru kemudian mengulik data personal milik pelanggan mereka. 4. SMS SpoofingSama dengan Caller ID spoofing, SMS spoofing membuat pelaku mengubah nomor seluler mereka dengan nomor lain. Ini dilakukan seperti layaknya berbagai perusahaan yang sering memalsukan nomor mereka sendiri untuk keperluan pemasaran. Agar mudah dikenal oleh konsumen dengan digit angka yang lebih singkat. Dengan begitu, para pelaku spoofing bisa menyamarkan identitas mereka dan membawa nama perusahaan atau organisasi resmi. Kemudian mereka akan melaksanakan aksinya dengan mengirimkan pesan penipuan atau pun membagikan link yang berisikan malware. 5. Man-in-The-Middle (MitM)Man in The Middle (MitM) merupakan serangan cyber yang terjadi saat pelaku menjadi pihak ketiga yang secara diam-diam mencegat proses komunikasi antara dua pihak berbeda. MitM ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk komunikasi baik telepon, online, email, media sosial, website dan lain-lain. Pelaku MitM tidak hanya digunakan untuk mendengar percakapan pribadi Anda. Tapi juga untuk memantau segala informasi atau data pada perangkat yang Anda gunakan. Supaya mudah dipahami, kita ibaratkan saja pelaku MitM ini sebagai kurir pengirim barang. Kurir ini berada di tengah-tengah antara Anda dengan penerima paket. Karena ingin berniat jahat, maka kurir ini bisa saja mencuri isi paket Anda atau menggantinya dengan barang lain sebelum diteruskan ke penerima. Biasanya, pelaku yang menggunakan motif serangan MitM cenderung menargetkan perusahaan besar misalnya e-commerce atau bank. Juga para pengguna aplikasi keuangan. Cara kerja spoofing ini seringkali memanfaatkan koneksi Wifi publik yang tidak dibekali sistem keamanan router yang kuat. Sehingga mudah untuk pelaku meretas dan merekam setiap isi komunikasi maupun data para pengguna Wi-Fi. Selain itu, pelaku juga dapat mengeksploitasi kerentanan router untuk melakukan evil twin. Evil twin merupakan jaringan Wifi palsu yang menirukan Wifi asli. Mulai dari nama, kekuatan sinyal dan frekuensi, sehingga pelaku dapat mudah menyuntikkan malware ke perangkat pengguna. Selengkapnya tentang evil twin bisa Anda baca di artikel kami ? Awas! Bahaya “Evil Twin” di Wifi Publik Gratisan. 6. IP SpoofingIP spoofing merupakan jenis spoofing yang memungkinkan pelaku untuk mengubah source IP sehingga tidak dapat terlacak saat ingin mengelabui komputer tujuan. Ini juga menjadi salah satu teknik yang sering digunakan oleh pelaku saat melakukan serangan DDoS. DDoS itu sendiri berasal dari singkatan Distributed Denial of Service. Ia merupakan jenis serangan yang dilakukan dengan cara membanjiri lalu lintas jaringan internet pada server atau sistem. Caranya, menggunakan beberapa komputer host yang kemudian membuat komputer / server milik korban down atau tidak bisa diakses. Ada dua macam teknik pada penyerangan DDoS yang masing-masingnya memiliki tujuan berbeda, yaitu:
Baca juga: 12+ Tips Lengkap Cara Meningkatkan Keamanan Website Anda [Terbaru] Cara Mencegah SpoofingSerangan spoofing dapat menyerang siapa saja, termasuk Anda. Maka itu, sebelum terlanjur terjebak menjadi korban, ada baiknya Anda melakukan pencegahan dari sekarang. Di bawah ini kami akan uraikan cara mencegah spoofing berdasarkan masing-masing jenisnya: 1. Email Spoofing:
2. Website atau URL Spoofing
3. Caller ID Spoofing
4. SMS Spoofing
5. Man-in-The-Middle (MitM)
6. IP Spoofing
Apa Bedanya Spoofing dengan Phishing?Tadi sempat dibahas kalau cara email spoofing mirip dengan phishing. Lalu apa bedanya? Pada dasarnya, serangan spoofing dan phishing memiliki maksud yang sama yaitu untuk melakukan penipuan. Hanya saja, teknik keduanya sedikit berbeda. Phishing merupakan bentuk dari social engineering (rekayasa sosial) yang bertujuan untuk mendapatkan informasi sensitif. Misalnya nomor kartu kredit, password akun bank, nomor ID akun tertentu, password email, dan sebagainya. Akan tetapi dalam aksinya, kebanyakan phishing tidak melibatkan malware atau serangan DDoS seperti yang dilakukan spoofing. Biasanya penyerang bertindak dengan cara membuat website atau aplikasi yang benar-benar menyerupai target website / aplikasi yang ditiru. Misalnya, pelaku membuat website dengan beratas namakan bank BCA dan menyalin segala isi tampilan website resminya. Kemudian, saat pelaku berhasil membujuk Anda untuk memasukkan nomor akun bank dan password melalui email, otomatis semua data rahasia Anda akan terekam di website pelaku. Namun, dalam mensukseskan aksinya, pelaku spoofing dan phishing sama-sama memiliki taktik serupa untuk mendapatkan kepercayaan Anda. Caranya adalah dengan menyebut informasi data pribadi Anda seperti tempat tanggal lahir, nomor telepon, nama orang tua, nomor akun bank dan lain-lain. Itu sebabnya, perlu kewaspadaan tinggi untuk bisa terhindar dari kedua serangan ini. Anda bisa pelajari apa saja ciri-ciri phishing dan cara mengatasinya di artikel kami sebelumnya. Lalu untuk spoofing akan kami bahas tuntas di artikel ini. Segera Cegah Serangan Spoofing Sebelum Terlambat!Layaknya serangan cyber crime secara umum, spoofing menjadi salah satu isu yang sebaiknya tidak Anda sepelekan. Apalagi serangan ini memiliki banyak macam jenis yang masing-masingnya mempunyai tujuan dan taktik berbeda. Oleh karena itu, di artikel ini kami pun telah menjelaskan secara lengkap apa saja jenis spoofing dan cara pencegahannya mulai dari email spoofing, website / URL spoofing, caller ID spoofing, SMS spoofing, Man-in-The-Middle (MitM) dan IP spoofing. Buat Anda yang memiliki website, pastikan Anda sudah memberikan proteksi sedini mungkin dengan SSL. Selain akan mengamankan data setiap pengguna, website yang memiliki sertifikasi SSL juga akan lebih mudah untuk memperoleh ranking di Google. |