Februari 2022 lalu, CEO Meta, Mark Zuckerberg mengungkapkan visi perusahaannya yang fokus pada sistem penerjemahan bahasa. Visi tersebut adalah “No Language Left Behind” (NLLB), atau "jangan tinggalkan satu bahasa pun".? ? Enam bulan setelah pengumuman tersebut, Meta mengumumkan kecerdasan buatan atau AI (artifical intelligence) yang mampu berbicara dan menerjemahkan 200 bahasa yang berbeda. Kecerdasan buatan ini diberi nama “NLLB-200”. 200 bahasa yang dapat diterjemahkan secara bersamaan, termasuk bahasa dari seluruh wilayah Asia dan Afrika dan bahasa yang jarang digunakan seperti Lao (bahasa Laos) dan Kamba, yaitu bahasa dari etnis Bantu di Kenya, Tanzania.? ? Seperti yang diketahui, saat ini ada lebih dari 7.000 bahasa yang digunakan di dunia. Melalui visi NLLB yang disampaikan Meta ini, perusahaan tampak benar-benar ingin mewujudkan tujuannya untuk bisa memahami semua bahasa.? ? AI ini nantinya akan dapat meningkatkan kemampuan penerjemahan bahasa di aplikasi media sosial mereka yaitu Facebook dan Instagram.? ? Untuk menyempurnakan AI ini, Meta akan menjadikan NLLB-200 sebagai open-source.? ? Artinya, AI tersebut akan dibuka secara publik, sehingga siapapun dapat menggunakan, memodifikasi, hingga memperbaiki kekurangan yang terdapat dalam sistem.? ? Selain itu, Meta juga akan memberi 200.000 dollar AS atau sekitar Rp 3 miliar kepada organisasi nirlaba yang ingin mengembangkan teknologi tersebut.? ? (artikel : Kompas Tekno, seputar.teknologi.id)?
|