Dell merilis Future of Connected Living, sebuah riset yang membahas
bagaimana teknologi baru akan mengubah cara hidup manusia menjelang
tahun 2030.
Riset ini digelar bersama Institute for the Future (IFTF) dan Vanson
Bourne, mewawancarai 1.100 pemimpin bisnis di 10 negara Asia Pasifik
& Jepang (APJ), termasuk Indonesia. Hasil riset ini memaparkan masa depan yang penuh dengan peluang karena
kemajuan teknologi berpotensi untuk mengubah kehidupan manusia di
seluruh dunia.
IFTF dan sebuah forum yang beranggotakan para ahli dari seluruh dunia
memprediksi bahwa teknologi-teknologi seperti edge computing, 5G,
Kecerdasan Buatan (AI), Extended Reality (XR), dan IoT akan bersama-sama
menciptakan lima perubahan besar dalam satu dekade ke depan.
Perubahan-perubahan tersebut akan mengubah kehidupan manusia di seluruh
dunia.
1. 10 tahun ke depan, cyberspace akan menjadi lapis berikutnya
dari realita yang ada sekarang, seiring dengan perkembangan lingkungan
digital kita yang tidak lagi hanya menggunakan televisi, ponsel pintar,
dan perangkat layar lainnya. 2. Kendaraan masa depan pada dasarnya adalah komputer bergerak. Manusia
akan memberikan kepercayaan kepada kendaraan ini untuk membawa kita ke
tujuan yang kita inginkan secara fisik, sementara kita berinteraksi di
ruang virtual yang tersedia dimana pun kita berada.
3. Kota-kota di masa depan akan berjalan melalui jaringan infrastruktur
yang saling terhubung di kota tersebut, seperti perangkat-perangkat
cerdas, sistem laporan mandiri dan analisa-analisa berbasis AI.
4. Setiap orang akan didukung oleh “sistem operasi untuk kehidupan” yang
sangat personal yang bisa mengantisipasi kebutuhan kita dan secara
proaktif membantu aktivitas sehari-hari sehingga kita bisa memiliki
lebih banyak waktu luang.
5. Robot akan menjadi mitra dalam kehidupan kita, mengasah keterampilan
dan memperluas kemampuan. Robot tersebut akan saling berbagi pengetahuan
terbaru di jaringan sosial mereka untuk urun daya atau crowdsource inovasi dan mempercepat kemajuan.
“Koneksi dan hubungan kita dengan teknologi akan sangat berbeda di tahun
2030 dan kami percaya bahwa keberhasilan hubungan antara manusia dan
mesin adalah hubungan yang saling menguntungkan serta memanfaatkan
keunggulan masing-masing untuk saling melengkapi,” kata Amit Midha,
President, Asia Pacific & Japan and Global Digital Cities, Dell
Technologies.
“70 persen pemimpin bisnis di Asia Pasifik dan Jepang yang diwawancarai
menyambut baik kemitraan manusia dengan mesin dan robot untuk membantu
mengatasi keterbatasan manusia." Survei ini mendapati bahwa perubahan-perubahan besar berbasis teknologi
ini mungkin akan menjadi tantangan bagi mereka ataupun organisasi yang
masih berusaha untuk berubah. Organisasi-organisasi yang ingin memanfaatkan kemampuan dari
teknologi-teknologi baru perlu mengambil langkah-langkah yang bisa
mengumpulkan, memproses dan membagikan data secara efektif untuk bisa
tetap mengikuti laju inovasi yang sangat cepat.
Selain itu, kekhawatiran terhadap ketepatan algoritma yang nantinya akan
menjadi faktor penentu, mulai dari bagaimana cara perusahaan merekrut
pegawai hingga siapa yang layak untuk menerima pinjaman, juga harus
ditangani, serta kekhawatiran publik yang terus berkembang tentang
privasi data.
Pemerintah perlu belajar untuk bekerjasama dalam membagikan dan
menerapkan data mereka jika ingin melihat perubahan kota-kota dari
digital menjadi sentient. Berbagai bisnis di APJ telah mempersiapkan diri menghadapi berbagai
perubahan tersebut. 80 persen (78 persen di Indonesia) berharap mereka
akan merestrukturisasi cara mengelola waktu dengan lebih banyak
mengandalkan otomatisasi dalam melakukan pekerjaan. 49 persen pemimpin bisnis (50 persen di Indonesia) akan menyambut
mesin-mesin yang dapat berfungsi secara mandiri. 63 persen (69 persen di
Indonesia) mengatakan mereka menyambut penggunaan VR dan AR dalam
aktivitas sehari-hari.
Untuk melakukan riset ini, IFTF menggunakan studi yang telah mereka
kembangkan selama puluhan tahun lamanya tentang masa depan pekerjaan dan
teknologi, riset terbaru dari Dell Technologies, dan pendapat para
pakar dari seluruh dunia.
The Future of Connected Living adalah bagian ketiga dan terakhir dari
seri tiga bagian penelitian yang termasuk The Future of the Economy dan
The Future of Work. Kedua hasil studi tersebut telah dipublikasikan
sebelumnya di tahun 2019.
|