Tahun 2023 baru saja berjalan satu bulan. Namun, bulan pertama tahun ini tampaknya tidak memberikan kabar baik bagi industri teknologi dunia. Hal ini karena, beberapa perusahaan teknologi terkemuka di dunia melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara masif selama bulan Januari 2023.

Walaupun banyak perusahaan telah melakukan pemutusan hubungan kerja secara masif tahun lalu, tampaknya masih ada badai pemutusan hubungan kerja yang berlangsung hingga tahun ini. Berdasarkan pantauan setidaknya ada 13 perusahaan teknologi dunia yang melakukan PHK massal. Berikut daftarnya.

1. Coinbase

Coinbase Global Inc. memutuskan untuk menghilangkan sekitar 60 posisi saat pasar cryptocurrency anjlok. Diumumkan bahwa mereka akan memberhentikan 18 persen dari tenaga kerjanya, atau sekitar 1.200 karyawan.

2. Crypto.com

Menurut TechCrunch, perusahaan asal Singapura tersebut mengumumkan adanya pemangkasan 20 persen terhadap karyawannya pada 13 Januari 2023. Sebelumnya, Crypto.com memiliki 2.450 karyawan, dengan adanya PHK ini artinya 490 karyawan akan diberhentikan.

3. Apple

Apple dilaporkan mulai melakukan PHK pegawai yang bekerja di saluran ritel di luar Apple Store. Kabar ini cukup mengejutkan lantaran sejauh ini Apple menjadi salah satu raksasa teknologi yang belum mengumumkan PHK massal di tengah ancaman resesi global.

Mengutip Apple Insider, beberapa pegawai yang bekerja di toko retail non-Apple Store, seperti di Best Buy dan lainnya, telah menerima pemberitahuan pemutusan hubungan kerja (PHK) lewat e-mail dan berlaku 30 hari sebelum penetapan PHK.

4. Amazon 

Awal Januari 2023, Amazon mengumumkan PHK terhadap 18.000 karyawannya. Jumlah itu mewakili sekitar 1,2 persen dari total karyawan Amazon.

Angka itu menjadi rekor PHK terbesar sepanjang sejarah berdirinya raksasa e-commerce ini. Keputusan PHK ini diambil untuk mengejar peluang jangka panjang dan bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Tim yang paling terdampak PHK adalah divisi Toko Amazon dan organisasi PXT (People Experience and Technology Solutions). Selain itu, pada November 2022, Amazon diketahui mulai mem-PHK karyawan dari divisi yang mengurusi buku dan perangkat (device) Amazon macam Alexa.

Anggota dari divisi ritel dan human resource department (HRD) Amazon juga disebut tak luput dari PHK ini.

5. Vimeo

Platform berbagi video Vimeo juga turut melakukan PHK massal. CEO Vimeo, Anjali Sud mengumumkan layoff terhadap 11 persen karyawannya lewat e-mail ke karyawan yang terdampak pada 6 Januari 2023. 

PHK ini terpaksa dilakukan lantaran kondisi ekonomi yang tidak pasti saat ini.  Tim yang paling terdampak PHK ini adalah divisi Sales serta Riset dan Pengembangan (R&D). Rincian jumlah karyawan yang di-PHK belum terungkap. Per Desember 2021, Vimeo tercatat mempekerjakan 1.200 karyawan lebih. Namun jumlah ini semestinya berkurang setelah perusahaan memangkas 6 persen karyawan pada Juli 2022. 

6. Salesforce 

Salesforce dilaporkan memberhentikan sekitar 10 persen karyawannya. Selain itu, Salesforce juga menutup beberapa kantor. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh pimpinan dan co-CEO Salesforce, Marc Benioff. Benioff mengakui perusahaannya merekrut terlalu banyak karyawan di awal pandemi lantaran dipicu aktivitas online penduduk dunia yang meningkat.

Meski begitu, setelah pandemi meredam, ekonomi global justru menurun dan berimbas ke bisnis Salesforce. Untuk itu, manajemen akan melakukan perampingan. 

7. ByteDance 

ByteDance, induk perusahaan TikTok di China, dilaporkan melakukan PHK massal pada akhir tahun 2022, namun baru terendus awal bulan Januari 2023. South China Morning Post melaporkan bahwa dua orang sumber anonim yang mengetahui isu ini menyebut PHK berdampak ke beberapa divisi ByteDance. Salah satunya adalah divisi Douyin, yakni aplikasi TikTok versi China.

Berikutnya ada tim gaming dan operasional properti. Sayangnya tidak tau secara pasti berapa jumlah karyawan yang tedampak PHK. Namun, diperkirakan jumlah ini hanya merepresentasikan sebagian kecil total karyawan ByteDance yang disebut memiliki lebih dari 100.000 karyawan di seluruh dunia.

8. Microsoft 

CEO Microsoft, Satya Nadella mengonfirmasi pengumuman PHK lewat sebuah memo yang menyebutkan ada 10.000 karyawan Microsoft terdampak PHK. PHK dilakukan lantaran Microsoft perlu menyelaraskan struktur biaya dengan pendapatannya, serta mempertimbangkan permintaan konsumen.

9. Google

CEO Alphabet dan Google, Sundar Pichai mengumumkan PHK terhadap 12.000 karyawan atau sekitar 6 persen dari total karyawan Google yang ada di seluruh dunia.

Pichai mengungkapkan bahwa ini adalah keputusan yang sulit, dan Google terpaksa melakukan PHK karena kondisi ekonomi global yang tak menentu dan tak sesuai prediksi perusahaan. 

10. Spotify

Spotify turut melakukan PHK terhadap 600 karyawan di seluruh dunia. Namun tidak diinformasikan karyawan mana atau divisi apa yang dipangkas.

Menurut CEO Spotify Daniel Ek, keputusan PHK ditempuh sebagai bagian dari restrukturisasi organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, menghemat biaya dan mempercepat pengambilan keputusan. 

11. PayPal

PayPal dilaporkan memangkas 2.000 karyawan di akhir bulan Januari kemarin. Jumlah ini mewakili sekitar 7 persen dari total karyawan PayPal. PHK dilakukan untuk menyehatkan bisnis perusahaan, serta sebagai strategi guna menghadapi tantangan ekonomi global.

12. SAP

SAP mengumumkan akan melakukan PHK terhadap 3.000 karyawan. Jumlah itu mewakili 2,5 persen dari total tenaga kerja perusahaan. Keputusan ini diumumkan SAP dalam laporan keuangan perusahaan untuk kuartal IV-2022.

Menurut CEO SAP, Christian Klein, pihaknya memangkas karyawan karena perusahaan memilih fokus pada area tertentu yang dinilai memiliki performa yang kuat bagi pertumbuhan bisnis SAP. Namun tidak diketahui secara pasti karyawan mana saja yang akan terdampak PHK berikut divisinya. 

13. IBM

International Business Machines (IBM) melakukan PHK terhadap 3.900 karyawan bukan disebabkan bisnisnya lesu, melainkan bagian dari penjualan aset perusahaan pada tahun 2021, ketika IBM memisahkan entitas bisnisnya, Kyndryl.

Pada tahun yang sama, IBM juga menjual bisnis analitik data perawatan kesehatan yang disebut Watson Health ke perusahaan investasi global. 

 Copyright stekom.ac.id 2018 All Right Reserved